Rusia, Ukraina, dan Turki Bertemu Bahas Ekspor Gandum

Petani di Ukraina saat memanen tanaman gandumnya
Sumber :
  • AP Photo/Efrem Lukatsky)

VIVA Dunia – Delegasi militer dari Rusia, Ukraina, dan Turki akan bertemu dengan pejabat PBB di Istanbul, pada Rabu 13 Juli 2022, untuk membicarakan kemungkinan kesepakatan melanjutkan ekspor gandum yang aman milik Ukraina, dari pelabuhan utama Laut Hitam.

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

Turki telah bekerja dengan PBB untuk menengahi kesepakatan setelah invasi Rusia ke Ukraina, hingga memicu harga biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk meroket secara global.

Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar, mengumumkan pembicaraan terbaru pada Selasa, 12 Juli 2022 lalu. "Kami memang bekerja keras tetapi masih ada jalan yang harus ditempuh," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada wartawan, dikutip dari The Straits Times, Rabu 13 Juli 2022.

Ternyata Ada Deretan negara Sekutu Iran yang Bentuknya Bukan Negara

"Banyak orang membicarakannya. Kami lebih suka mencoba dan melakukannya."

Para diplomat mengatakan rincian rencana yang sedang dibahas termasuk kapal Ukraina yang memandu kapal biji-bijian masuk dan keluar melalui perairan pelabuhan yang diduduki Rusia.

Kemungkinan yang Bakal Terjadi Kalau Indonesia tak Dijajah

Rusia telah menyetujui gencatan senjata saat pengiriman bergerak, dan Turki yang didukung oleh PBB, bertugas untuk memeriksa kapal.

Ukraina memicu harapan pada hari Selasa untuk peningkatan ekspor biji-bijian meskipun Rusia memblokade pelabuhan Laut Hitam. Kapal Ukraina mulai melewati muara penting sungai Danube.

Ukraina dan Rusia adalah pemasok gandum utama dunia. Rusia merupakan pengekspor pupuk yang besar, sementara Ukraina adalah produsen minyak jagung dan bunga matahari yang signifikan.

Invasi Rusia dan blokade laut Ukraina telah menghentikan ekspor, menyebabkan puluhan kapal terdampar, dan lebih dari 20 juta ton biji-bijian terjebak dalam silo di Odesa. Panen yang akan datang juga berisiko karena Ukraina sekarang kekurangan ruang penyimpanan karena penghentian ekspor.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya