Rencana Kunjungan Joe Biden ke Arab Saudi Dibayangi Kontroversi

Joe Biden tahun 2011 saat bertemu Salman bin Abdel-Aziz (sekarang Raja Saudi)
Sumber :
  • AP Photo/Hassan Ammar, File

VIVA – Gedung Putih, pada Selasa, 12 Juli 2022, mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi bulan depan. Pemerintah AS membenarkan desas-desus kunjungan biden ke negara Arab Saudi, yang telah membuat marah beberapa sekutu politik terdekatnya.

Kementerian Haji Meminta Jemaah Umrah Harus Keluar dari Arab Saudi pada 6 Juni

Perjalanan itu, akan dimulai pada 13 Juli 2022 ke Israel, di mana Biden akan bertemu dengan para pemimpin Palestina di Tepi Barat dan memperkuat dukungannya untuk solusi dua negara di sana, menurut pernyataan pemerintah, pada Selasa pagi.

VIVA Militer: Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden

Photo :
  • scmp.com
Terkuak 5 Kejadian yang Terjadi di Dunia Dikaitkan Ketakutan soal Kiamat

Melansir dari US.News, Rabu 13 Juli 2022, Biden kemudian akan melakukan perjalanan ke Jeddah, Arab Saudi, untuk pertemuan Dewan Kerjasama Teluk bersama dengan para pemimpin dari Mesir, Irak dan Yordania.

Di sana, presiden diharapkan untuk fokus menemukan solusi untuk harga gas yang sangat tinggi di AS, yang telah mendorong Partai Republik berlomba-lomba untuk mengambil kendali DPR dan Senat di musim gugur.

Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

Anggota Kongres dari kedua partai telah menyatakan keterkejutan dan kemarahan dalam beberapa hari terakhir bahwa Biden akan mempertimbangkan untuk bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman, terutama setelah janji di jalur kampanye bahwa dia tidak akan berubah sebagai posisi negara yang mencap Saudi sebagai negara paria.

Pemerintah Saudi sebelumnya telah menghadapi kecaman internasional atas keterlibatan putra mahkota yang dilaporkan dalam pembunuhan mengerikan, pada 2018 terhadap jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, seorang warga AS.

Ujian besar

Rencana untuk kunjungan terakhir Biden mungkin merupakan ujian besar pertama bagi presiden untuk menindaklanjuti janji kampanye yang sangat penting bagi sekutu terdekatnya, sambil mengatasi realitas politik, terutama harga gas yang mencapai US$5 per galon atau setara dengan Rp74.887 ribu, yang kemungkinan akan menentukan pemilihan paruh waktu pada bulan November mendatang.

Pengumuman Gedung Putih tentang perjalanan itu tidak terlalu spesifik dan berfokus pada bagaimana biden akan menindaklanjuti elemen inti dari agenda kebijakan luar negerinya, terutama pada masalah energi bersama dengan menegaskan kembali dukungan AS untuk sekutu internasionalnya yang paling penting.

Pemerintah Saudi, bagaimanapun, menyoroti rencana Biden untuk bertemu dengan raja Saudi, serta putra mahkota yang kontroversial dalam mengkonfirmasi jadwal kunjungan Biden beberapa saat setelah pengumuman Gedung Putih.

"Para pemimpin dapat memperdalam dan memperkuat  bidang kerja sama yang ada, dan meletakkan dasar bagi masa depan kemitraan strategis ini,” menurut pernyataan dari kedutaan Arab Saudi.

Ladang minyak/Ilustrasi.

Photo :
  • CNBC

Pemerintahan Biden telah berusaha untuk membatasi kenaikan harga gas domestik, sebagai akibat langsung dari ketidakstabilan global dari invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina. Hal ini juga diantisipasi untuk meminta pemerintah Saudi, sekali lagi untuk meningkatkan produksi minyak agar membantu mengurangi kenaikan biaya bagi konsumen AS.

Menjelang pertemuan kedua pemimpin itu, anggota parlemen Demokrat di Kongres mengirim surat kepada Biden pekan lalu, yang bersikeras bahwa dia harus meminta pertanggungjawaban Arab Saudi atas pelanggaran hak asasi manusia, serta laporan bahwa pihaknya mencari kerja sama strategis yang lebih besar dengan China dalam teknologi rudal balistik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya