Putin akan Kunjungi Iran, Sesama Negara yang Diembargo Barat

Presiden Putin saat bertemu Presiden Iran Ebrahim Raisi di Turkmenistan
Sumber :
  • Grigory Sysoyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP

VIVA Dunia – Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengunjungi Iran pada Selasa, 19 Juli 2022 dalam rangka perjalanan luar negeri keduanya sejak ia meluncurkan invasi ke Ukraina pada bulan Februari 2022 lalu.

Dalam kunjungan tersebut, Putin akan bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Melansir dari BBC.com, Selasa 19 Juli 2022, ekspor sumber makanan biji-bijian Suriah dan Ukraina akan dibahas di Teheran, kata seorang pejabat Turki.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic

Photo :
  • AP Photo/Darko Vojinovic

Pemimpin Rusia telah membatasi kunjungan internasionalnya ke negara-negara bekas Soviet sejak perang pecah di Ukraina.

Pada bulan Juni 2022, Putin melakukan perjalanan internasional pertamanya sejak Februari ketika ia mengunjungi Tajikistan dan Turkmenistan. Keduanya adalah mantan anggota Uni Soviet yang sekarang dipimpin oleh penguasa otoriter dan sekutu Rusia.

Kunjungannya pada hari Selasa akan menawarkan Putin kesempatan untuk memperdalam hubungan dengan Iran, salah satu dari sedikit sekutu internasional Moskow yang tersisa dan sesama sasaran sanksi ekonomi Barat.

Hal ini mengikuti tuduhan oleh pejabat Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu bahwa Teheran berencana untuk memasok Rusia dengan ratusan pesawat tak berawak untuk perangnya di Ukraina.

“Kontak dengan Khamenei sangat penting,” kata Yuri Ushakov, penasihat kebijakan luar negeri utama Putin dalam konferensi persnya, pada Senin 18 Juli 2022.

"Dialog saling percaya telah berkembang di antara mereka tentang isu-isu terpenting dalam agenda bilateral dan internasional," lanjut dia.

Petani di Ukraina saat memanen tanaman gandumnya

Photo :
  • AP Photo/Efrem Lukatsky)

Turki dan Rusia telah mendukung pihak yang berlawanan dalam perang saudara Suriah dan telah mencari cara untuk mengurangi tindakana kekerasan dalam beberapa bulan terakhir. Diketahui Ankara juga menolak untuk menjatuhkan sanksi terhadap Moskow sejak Putin melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Selain itu pertemuan tersebut juga dapat menawarkan kesempatan bagi pemimpin Turki untuk menyimpulkan kesepakatan tentatif yang dicapai antara para pemimpin Rusia dan Ukraina untuk memastikan ekspor 22 juta ton dari biji-bijian yang sangat dibutuhkan.

Pekan lalu, Turki menyatakan kedua belah pihak telah menyepakati cara untuk memastikan keamanan rute pengiriman untuk kapal biji-bijian.

Armada Laut Hitam Rusia dikatakan akan menghentikan pengiriman yang masuk atau keluar dan media massa telah mendokumentasikan banyak bukti bahwa pasukan Moskow telah mencuri dan mengekspor gandum Ukraina.

5 Negara Pemegang Hak Veto di PBB, Keputusan Internasional Ada di Tangan Mereka

"Masalah pengiriman gandum Ukraina akan didiskusikan dengan Erdogan," kata Ushakov. 

"Kami siap untuk melanjutkan pekerjaan di trek ini," imbuhnya.

Rusia Makin Gencar Menyerang, AS Janji Secepatnya Akan Kirim Senjata ke Ukraina

Namun pembicaraan itu terjadi ketika pejabat lokal dan petani yang berada di zona garis depan konflik menuduh Rusia sengaja menembaki ladang gandum mereka.

Politikus lokal bernama Oleh Pylypenko di selatan Ukraina dan mantan tahanan Rusia mengatakan bahwa para petani di daerah pemilihannya di dekat kota selatan Mykolaiv berada di bawah tembakan artileri dan rudal yang konstan.

Houthi Tuding Arab Saudi hingga Rusia, China dan Iran Mulai Satukan Kekuatan

Dia mengatakan pasukan Rusia telah menembaki ladang, mesin pertanian dan gudang gandum. Dia juga mengatakan bahwa banyak petani telah menjadi korban serangan semacam itu dan menerima luka pecahan peluru.

"Petugas pemadam kebakaran yang profesional dari Kota Mykolaiv takut pergi karena sangat berbahaya, kebakaran kami padamkan sendiri dan penyeranfan meningkat," kata Pylypenko.

Di dekat garis depan di Donetsk, para petani mengatakan bahwa mereka juga terus berada di bawah tembakan artileri Rusia yang intens.

"Kami sudah terbiasa, yang aneh adalah ketika mereka tidak menembak. Ketika mereka menembak itu normal, kami sudah terbiasa," kata salah satu petani bernama Andriy soal bertani di tengah gempuran.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya