Kemitraan ASEAN-China Krusial, Menlu Retno Ungkap Poin-poinnya

Ilustrasi pertemuan tingkat menteri ASEAN
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Dunia – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menghadiri pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN-RRT di Phnom Penh, Kamboja. Dalam kesempatan tersebut, Retno menyampaikan pentingnya Kemitraan ASEAN-China untuk berkontribusi menyelesaikan tantangan global yang kian kompleks.

Motor Delapan Silinder Asal China Siap Meluncur

"Kemitraan ASEAN-RRT harus dapat berkontribusi untuk menangani tantangan dunia saat ini, dengan tujuan utama tetap sama yaitu berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas dan kemakmuran untuk Kawasan dan untuk rakyat kita", kata Menlu Retno pada saat pertemuan tingkat Menteri ASEAN-RRT yang diselenggarakan pada Kamis, 4 Agustus 2022.

Dalam pernyataannya seperti yang dirilis Kemlu RI, Kamis, 4 Agustus 2022, Menlu Retno menyampaikan dua hal penting dalam pertemuan tersebut.

Curhat Jurnalis Asing Kala Bertugas di China

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di AMM Kamboja

Photo :
  • Istimewa

Hal pertama, mengenai pentingnya terus memperkuat kerja sama dalam rangka ketahanan pangan. Hal ini dapat dilakukan dengan dua acara yaitu dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Daftar Negara Sekutu Iran yang Siap Bantu Jika Perang Terjadi, Ada China hingga Rusia

Dalam jangka pendek yakni memastikan rantai pasok pangan.

Kemudian jangka panjang, memperkuat ketahanan pangan Kawasan melalui pendirian regional Food Emergency Relief Mechanism, investasi untuk inovasi pertanian dan pengembangan strategi keamanan pangan.

Lalu hal yang kedua adalah ASEAN dan China atau RRT harus bekerja lebih keras agar dapat berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas di Kawasan.

Menlu China Wang Yi dalam pidato kebijakan regional China di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin 11 Juli 2022.

Photo :
  • Antara / Azis Kurmala

Retno juga menyampaikan bahwa Indonesia sangat mengkhawatirkan terus meningkatnya rivalitas di antara kekuatan besar. Jika rivalitas ini tidak dikelola dengan baik maka akan dapat berujung pada konflik terbuka yang sudah dapat dipastikan perdamaian dan stabilitas termasuk di selat Taiwan.

Indonesia sampaikan penghormatan terhadap prinsip One China Policy sebagaimana juga disampaikan oleh negara anggota ASEAN lainnya. Menlu RI mendorong agar semua pihak menahan diri tidak melakukan tindakan provokatif yang dapat memperburuk situasi.

Lebih lanjut, Retno menegaskan bahwa saat ini dunia memerlukan kearifan (wisdom) dan tanggung jawab (responsibilities) agar perdamaian dan stabilitas terjaga.

Bicara mengenai perdamaian dan stabilitas, dua hal yang ditekankan oleh Retno adalah pentingnya menjaga trust. Dalam hal ini Indonesia menekankan pentingnya RRT menjadi bagian dari kerja sama konkret pelaksanaan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.

Selain itu perlunya penghormatan terhadap hukum internasional juga ditekankan oleh Menlu RI termasuk penghormatan terhadap UNCLOS 1982.

Dalam pertemuan itu kemudian diadopsi Rencana Aksi Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-RRT yang antara lain berisi aksi untuk menindaklanjuti ASEAN Outlook on the Indo-Pacific bersama RRT.

Pertemuan ASEAN-China Ministerial Meeting ini dipimpin oleh Menlu Kamboja (atas nama Myanmar) dan State Counsellor/Menlu China Wang Yi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya