- AP Photo/Ahn Young-joon
VIVA Dunia – Beberapa hujan paling deras dalam beberapa dekade terjadi di Seoul, Korea Selatan dan membanjiri wilayah ibu kota itu. Banjir parah mengubah jalan-jalan Seoul bak menjadi sungai dengan mobil mengapung dan mengambang bahkan menyangsang di berbagai tempat. Selain itu banjir juga mengalir ke stasiun kereta bawah tanah.
Korban akibat banjir di Seoul bertambah menjadi sedikitnya sembilan orang tewas. Beberapa orang dilaporkan tenggelam di rumah mereka dan enam lainnya hilang dengan perkiraan hujan lebih deras bisa terjadi kata para pejabat pada Selasa, 9 Agustus 2022.
Lebih dari 45 centimeter (18 inci) hujan diukur di Distrik Dongjak yang paling parah di Seoul dari Senin, 8 Agustus 2022 hingga Selasa malam. Curah hujan di daerah itu melebihi 14 centimeter (5,5 inci) per jam pada satu titik di Senin malam ini merupakan hujan per jam tertinggi yang diukur di Seoul sejak 1942.
Seoul, Korea Selatan dilanda banjir besar akibat curah hujan yang amat tinggi
- Hwang Kwang-mo/Yonhap via AP
Mobil dan bus tersebar di jalan-jalan saat air surut pada hari Selasa. Pekerja membersihkan pohon yang tumbang, lumpur dan puing-puing dengan ekskavator dan memblokir jalan yang rusak. Peringatan tanah longsor dikeluarkan di hampir 50 kota besar dan kecil, dan 160 jalur pendakian di Seoul dan provinsi pegunungan Gangwon ditutup.
Kru darurat bekerja semalaman untuk memulihkan sebagian besar layanan kereta bawah tanah pada Selasa pagi. Sebuah rute yang menghubungkan kota-kota di utara Seoul ditutup sementara sebelum dibuka kembali Selasa malam karena hujan yang terus menerus membanjiri beberapa stasiun.
Lusinan jalan, termasuk jalan tol utama di dekat Sungai Han yang meluap, ditutup karena naiknya permukaan air atau sebagian banjir.
"Hujan deras diperkirakan akan berlanjut selama berhari-hari, kita perlu menjaga kewaspadaan dan merespons dengan upaya habis-habisan," kata Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di markas darurat pemerintah, dikutip dari AP Rabu, 10 Agustus 2022.
banjir di Seoul
- The Korea Herald
Militer siap mengerahkan pasukan untuk membantu upaya pemulihan jika diminta oleh pemerintah kota atau daerah, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Moon Hong-sik.
Hujan mulai Senin pagi dan semakin deras hingga malam.
Menjelang malam, orang-orang mengarungi perairan setinggi paha di jalan-jalan di Gangnam, salah satu distrik bisnis dan rekreasi paling ramai di Seoul, di mana mobil dan bus terjebak di perairan berwarna coklat lumpur.
Komuter dievakuasi saat air mengalir menuruni tangga stasiun kereta bawah tanah seperti air terjun. Di kota terdekat Seongnam, lereng bukit yang diguyur hujan runtuh menjadi lapangan sepak bola universitas.
Petugas penyelamat gagal menjangkau tiga orang, dua perempuan bersaudara berusia 40-an dan seorang gadis 13 tahun yang meminta bantuan sebelum mereka tenggelam di sebuah rumah bawah tanah di distrik Gwanak di Seoul selatan pada Senin malam.
Wanita lain tenggelam di rumahnya di distrik Dongjak terdekat, di mana seorang pekerja publik meninggal saat membersihkan pohon tumbang, kemungkinan karena tersengat listrik.
Selain itu, tiga orang ditemukan tewas di puing-puing tanah longsor dan stasiun bus yang runtuh di kota terdekat Gwangju dan Hwaseong.
Empat orang hilang di Distrik Seocho Seoul selatan. Hampir 800 bangunan di Seoul dan kota-kota sekitarnya rusak dan sekitar 1.380 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka pada Selasa malam, kata Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan.
Badan cuaca negara itu mempertahankan peringatan hujan lebat untuk wilayah metropolitan Seoul dan daerah sekitarnya pada hari Selasa dan mengatakan curah hujan dapat mencapai 5 hingga 10 sentimeter (2 hingga 4 inci) per jam di beberapa daerah.
Dikatakan sekitar 10 hingga 35 sentimeter (4 hingga 14 inci) hujan tambahan diperkirakan akan turun di seluruh wilayah ibu kota hingga Kamis, 11 Agustus 2022.
Sementara itu jujan badai juga melanda Korea Utara di mana pihak berwenang mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk bagian selatan dan barat negara itu.
Surat kabar resmi Korea Utara Rodong Sinmun menggambarkan hujan sebagai potensi bencana dan menyerukan langkah-langkah untuk melindungi lahan pertanian dan mencegah banjir di Sungai Taedong yang mengalir melalui Ibu Kota Pyongyang.
