Salman Rushdie Dalam Proses Pemulihan Setelah Diserang di New York

Arsip-Penulis Salman Rushdie muncul selama Festival Buku Mississippi di Jackson.
Sumber :
  • AP Photo/Rogelio V. Solis, File

VIVA – Salman Rushdie, penulis Novel "The Satanic Verses" yang mengalami penusukan di New York, sekarang menuju pemulihan. Kondisi itu diketahui berdasarkan laporan tim yang mengkonfirmasi pada Minggu, 15 Agustus 2022.

Selain Luncurkan Single Baru, Penyanyi Cilik Evolette Alexandra Bakal Tampil di New York

Sebelumnya, Rushdie menderita luka serius akibat dari penusukan di sebuah kuliah di New York.

Agen atau tim dari sastra Andrew Wylie mengatakan bahwa pemulihan kondisi Rushdie akan lebih lama. Sebelumnya, Wylie mengemukakan, Rushdie menderita kerusakan hati dan saraf di lengan dan matanya yang kemungkinan besar akan mengganggu penglihatannya.

Mahasiswa Yahudi Ketakutan usai Demo Anti-Israel Merebak di Kampus-kampus New York

"Meskipun luka-lukanya parah, selera humornya yang penuh semangat dan menantang akan tetap utuh," kata putra Rushdie, Zafar Rushdie, dalam sebuah pernyataan hari Minggu.

Hadi penusuk penulis Salman Rushdie di gedung Pengadilan Chautauqua, Mayville,NY

Photo :
  • AP Photo/Gene J. Puskar
Melodi Bali Memukau New York: Navicula dan Endah N Rhesa Luncurkan Album "Segara Gunung"

Keluarga juga mengungkapkan terima kasih kepada audiens yang dengan berani melompat ke arahnya serta polisi, dokter, serta curahan cinta dan dukungan dari semua orang.

Hadi Matar, dari Fairview, New Jersey, yang merupakan tersangka dalam penusukan itu mengaku bahwa dirinya tidak bersalah, pada Sabtu, 13 Agustus 2022, atas percobaan pembunuhan dan tuduhan penyerangan yang disebut jaksa sebagai serangan yang ditargetkan, tidak diprovokasi, dan direncanakan sebelumnya.

Melansir dari AP, Senin, 15 Agustus 2022, penusukan terjadi di Chautauqua Institution, sebuah pusat pendidikan dan retret nirlaba, di barat New York. 

Penulis Salman Rushdie dirawat setelah dia diserang di Chautauqua, New York.

Photo :
  • AP/Joshua Goodman

Serangan itu disambut dengan keterkejutan dan kemarahan global, bersama dengan pujian untuk pria yang selama lebih dari tiga dekade, termasuk sembilan tahun bersembunyi di bawah perlindungan pemerintah Inggris karena dianggap menghina Muslim, dengan salah satu bukunya yang menyebut Alquran sebagai “Ayat-Ayat Setan".

Salah satu pendiri Pittsburgh's City of Asylum, yang berada di atas panggung bersama Rushdie telah mengalami luka di dahinya, memar, dan luka ringan lainnya. Mereka telah merencanakan untuk membahas perlunya keselamatan penulis dan kebebasan berekspresi.

Penulis, aktivis, dan pejabat pemerintah mengutip keberanian Rushdie dan perjuangan lama kebebasannya berbicara dalam menghadapi intimidasi.

Penulis dan teman lama Ian McEwan menjuluki Rushdie sebagai pembela inspirasional dari penulis dan jurnalis yang teraniaya.

Sementara itu, aktor penulis Kal Penn menyebutnya sebagai panutan, terutama banyak dari mereka di diaspora Asia Selatan.

"Salman Rushdie dengan wawasannya tentang kemanusiaan, dengan rasa cerita yang tak tertandingi, dengan penolakannya untuk diintimidasi atau dibungkam mewakili cita-cita universal yang esensial," kata Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam sebuah pernyataannya hari Sabtu. 

"Kebenaran. Keberanian. Ketangguhan. Kemampuan untuk berbagi ide tanpa rasa takut.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya