Zelensky Desak PBB Jaga Keamanan Pembangkit Tenaga Nuklir Zaporizhzhia

Presiden Erdogan, Presiden Zelensky dan Sekjen PBB Antonio Guterres saat di Kiev
Sumber :
  • AP Photo/Evgeniy Maloletka

VIVA Dunia – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak tindakan segera untuk memastikan keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia, yang saat ini berada di bawah kendali Rusia.

Mengerikan, Setengah Juta Orang Tewas per Tahun Akibat Cuaca Panas Ekstrem

Setelah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres di Kota Lviv, Ukraina, Kamis (18/8), Zelensky mengatakan bahwa perhatian khusus diberikan pada ancaman nuklir Rusia di pembangkit listrik Zaporizhzhia.

“Teror yang disengaja dari pihak penyerang ini dapat memiliki konsekuensi bencana global bagi seluruh dunia. Oleh karena itu, PBB harus memastikan keamanan objek strategis ini, demiliterisasi, dan pembebasan total dari pasukan Rusia,” ujar Zelenskyy melalui aplikasi pesan singkat Telegram.

PBB Dorong Anak Muda Kembangkan Bisnis Melalui Teknologi

Sebelumnya, Rusia mengeklaim bahwa Ukraina sedang merencanakan provokasi di pembangkit nuklir tersebut, sementara Kiev menolak tuduhan itu.

Dalam pertemuan tersebut, Ukraina dan PBB sepakat melanjutkan koordinasi implementasi kesepakatan biji-bijian.

KPU Jakarta Telah Rampungkan Coklit Data Pemilih Pilgub 2024

"Kami juga membahas kemungkinan arah perkembangannya, masalah deportasi ilegal dan paksa terhadap warga Ukraina, serta pembebasan personel militer dan petugas medis kami dari penahanan," kata Zelensky.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga melakukan kunjungan ke Lviv. Dia mengadakan pertemuan bilateral dengan Zelensky di Istana Potocki, juga semua aspek hubungan Turki-Ukraina di tingkat kemitraan strategis.

Pembicaraan bilateral antara Erdogan dan Zelensky diikuti dengan pertemuan puncak trilateral dengan Sekjen PBB. (Ant/Antara)


 

Sekjen PBB, Antonio Guterres

Sekjen PBB: Tidak Ada yang Dikatakan Netanyahu yang Layak Dikomentari

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menolak mengomentari pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena menurutnya tidak ada fakta yang baru.

img_title
VIVA.co.id
26 Juli 2024