Singapura Hapus UU Larang LGBT, Pro dan Kontra Menguat

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Afriadi Hikmal

VIVA Dunia – Pada Minggu malam, kelompok gay Singapura berkumpul di seluruh pulau untuk menonton sejarah baru yang disiarkan oleh stasiun televisi nasional.

Pengadilan Tinggi Dominika Batalkan Larangan Hubungan Sesama Jenis

Di layar televisi tampak Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menyatakan bahwa negara itu akan mencabut Undang-undang 377A yang kontroversial terkait diskriminasi pasangan gay. Dalam pidatonya juga, Lee Hsien secara efektif melegalkan homoseksualitas.

Banyak dari kaum LGBT yang bersorak. Beberapa mengibarkan bendera pelangi. Tetapi kegembiraan mereka segera diredam oleh ketidakpastian dan kekecewaan ketika Lee menindaklanjuti dengan pengumuman lain.

Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Menlu Singapura Atas Kemenangan di Pilpres 2024

Warga Singapura saat undang-undang larangan hubungan sesama jenis dihapuskan

Photo :
  • theguardian.com

Kata dia, karena sebagian besar warga Singapura tidak menginginkan perubahan drastis, pemerintahnya juga akan mengamandemen konstitusi untuk melindungi definisi pernikahan sebagai pernikahan antara pria dan wanita..

Menko Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Optimis Kerja Sama Bilateral Kedua Negara Terjalin Kuat

Amandemen tersebut akan secara efektif mengesampingkan kemungkinan kesetaraan pernikahan dan menolak adanya pernikahan sesama jenis.

Warga Singapura berjalan-jalan di kawasan Orchard Road

Photo :
  • AP Photo/Annabelle Liang

Melansir dari BBC.com, Selasa, 23 Agustus 2022, Lee berpendapat dalam pidatonya bahwa pernikahan ini perlu karena pernikahan gay pada dasarnya adalah masalah politik bukan masalah hukum.

Tetapi para ahli hukum mengatakan hal itu menutup jalan untuk mengakui serikat sesama jenis dan juga membuatnya lebih sulit untuk mengajukan tantangan konstitusional. 

Di beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), pernikahan gay telah menjadi kenyataan melalui keputusan pengadilan yang penting.

"Salah satu alasannya pasti pemerintah perlu mencapai keseimbangan antara kepentingan yang bersaing," kata pakar hukum tata negara Singapura Suang Wijaya.

"Mereka ingin dilihat memberikan sesuatu kepada komunitas LGBT, tetapi juga tidak memberikan kekalahan kepada kaum konservatif. Mereka tidak ingin itu menjadi situasi 'Saya menang dan Anda kalah' karena akan menghasilkan perpecahan."

Pengumuman tersebut telah memicu kritik dari kedua belah pihak. Sementara beberapa komunitas LGBT merasa dikecewakan dan kalangan masyarakat konservatif merasa amandemen itu tidak cukup.

Survei terbaru menunjukkan ada penentangan yang signifikan terhadap pernikahan gay. Sebuah studi menemukan hampir setengah dari Singapura mengatakan itu bahwa pernikahan semacam itu salah, tetapi persentase itu juga menurun.

Perubahan sikap itu masih signifikan terutama bagi anggota komunitas LGBT yang lebih tua yang melihat pengumuman itu sebagai momen pahit. Bagi mereka hal itu adalah sesuatu yang berharga untuk diingat.

Hanya beberapa dekade yang lalu, hak-hak LGBT masih menjadi topik yang tabu di Singapura yang dikontrol ketat.

Polisi akan menggerebek klub dan pertemuan gay bawah tanah, dan masih hari ini acara TV dan film yang dianggap mempromosikan homoseksualitas dapat dilarang.

"Ini adalah momen yang sangat emosional. Semoga ini adalah awal dari sebuah perjalanan. Sudah lama kami tidak merasa terlindungi," kata manajer konten berusia 44 tahun Jeremy Gopalan.

Namun yang tak setuju dengan pernikahan gay juga menunjukkan aspirasi. Mereka mengatakan amandemen konstitusi tentang pernikahan pada akhirnya akan menghambat kemajuan hak-hak LGBT.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya