Jokowi Absen Lagi di Sidang Umum PBB, Ini Alasannya

Presiden Jokowi
Sumber :
  • Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

VIVA DuniaPresiden Joko Widodo (Jokowi) absen lagi dalam sidang umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Jubir Jelaskan Maksud Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Melansir dari The Star, Selasa, 13 September 2022, meski UNGA (nama dari rapat umum tersebut) tinggal satu minggu lagi, belum ada konfirmasi dari Presiden Jokowi apakah dia akan terbang ke New York.

Sesi ke-77 UNGA dibuka pada 13 September 2022, dengan tema “A Watershed Moment: Transformative Solutions to Interlocking Challenges”.

Gowes Sepeda Kayu di Bundaran HI, Jokowi Jadi Buruan Swafoto Pengunjung CFD

PBB mengatakan tema tersebut berasal dari pengakuan bahwa dunia berada pada saat kritis dalam sejarah PBB karena krisis yang kompleks dan saling terkait. Termasuk karena adanya pandemi COVID-19, perang di Ukraina, tantangan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya pula titik kritis dalam perubahan iklim, serta meningkatnya kekhawatiran tentang ancaman terhadap ekonomi global. 

Jokowi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi beberapa bulan lalu bahwa dia akan menghadiri UNGA untuk pertama kalinya tetapi disebutkan berubah pikiran karena ingin fokus pada urusan dalam negeri.

Rusia Masukkan Nama Presiden Zelesnkyy ke dalam Daftar Buronan

Awalnya, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin akan berbicara atas nama Presiden RI di rapat PBB namu karena alasan kesehatan, dokter tidak merekomendasikan ulama berusia 79 tahun itu untuk pergi.

Seorang menteri senior ekonomi mengatakan kepada  wartawan baru-baru ini bahwa Presiden enggan meninggalkan Indonesia karena pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Namun sekarang setelah harga bahan bakar baru mulai berlaku dan protes besar tidak terlihat, seharusnya aman bagi Jokowi untuk tampil pertama kali di UNGA.

Kehadiran Jokowi dianggap penting terutama jika ia dapat membuat terobosan untuk mengurangi dampak buruk perang di Ukraina. Tidak hanya pada jutaan orang di Ukraina namun juga banyak orang yang menghadapi kelaparan yang akan segera terjadi karena perang telah menolak akses mereka untuk makanan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memiliki setidaknya kapasitas untuk berbicara di Majelis PBB tahunan. Apalagi dia dapat memanfaatkan peluang untuk mengadakan pembicaraan bilateral dengan para pemimpin lain termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Kesempatan itu datang karena pertama, Jokowi memegang kursi kepresidenan Kelompok Dua Puluh (G20) dan akan menjadi tuan rumah KTT G20 pada November mendatang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya