Kanselir Jerman Sebut Invasi Rusia Sebagai 'Ambisi Imperialisme' Putin

 Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Sumber :
  • Michele Tantussi/via AP

VIVA Dunia – Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai tindakan "imperialisme yang jelas dan sederhana" di Majelis Umum PBB di New York City pada hari Selasa 20 September 2022.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Scholz dengan keras mengkritik invasi Rusia ke Ukraina, mencela motivasi Putin di balik perang. "Tidak ada pembenaran apapun untuk perang pendudukan Rusia melawan Ukraina. Presiden Putin mengobarkan perang ini dengan satu tujuan: merebut Ukraina."

Dia melanjutkan untuk mengimbau negara-negara anggota PBB untuk tidak tetap netral dalam situasi tersebut. Dia juga menyoroti senjata nuklir yang dimiliki Rusia.

Di Tengah Pertempuran Rusia-Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditangkap Karena Terima Suap

VIVA Militer: Presiden Rusia, Vladimir Putin

Photo :
  • politico.eu

“Kita tidak boleh berpangku tangan ketika sebuah kekuatan nuklir besar, bersenjata lengkap—anggota pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa dan juga anggota tetap Dewan Keamanan PBB—berusaha menggeser perbatasan melalui penggunaan kekerasan,” kata Scholz selama pidatonya dilansir DW, Rabu 21 September 2022.

Wamenhan Rusia Ditangkap Atas Dugaan Korupsi

Kanselir Jerman berulang kali menekankan pentingnya menegakkan tatanan dunia berdasarkan aturan.

"Alternatif untuk dunia berbasis aturan adalah dominasi yang kuat atas yang lemah," Scholz memperingatkan. "Kembalinya imperialisme bukan hanya bencana bagi Eropa, tetapi juga bencana bagi tatanan perdamaian global kita," tambahnya.

Dia mengatakan Putin berisiko menghancurkan tidak hanya Ukraina, tetapi juga negaranya sendiri dengan perang.

VIVA Militer: Tank militer Ukraina hancur akibat serangan udara Rusia

Photo :
  • ecfr.eu

Scholz juga mengatakan Putin hanya akan menghentikan "ambisi imperialisme" dalam perang di Ukraina jika mengakui dirinya tidak bisa memenangi perang itu.

"Itulah kenapa kita tidak akan menerima perdamaian apa pun yang didikte oleh Rusia dan itulah sebabnya Ukraina harus mampu menangkis serangan Rusia," kata Scholz dalam pidato pertamanya di Majelis Umum PBB.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya