Restoran Ini Terapkan Biaya Tambahan Jika Anak Pengunjung Berisik

Angies Oyster Bar & Grill
Sumber :
  • Facebook Angie’s Oyster Bar & Grill

VIVA Dunia – Sebuah restoran di Singapura memberlakukan biaya tambahan sebesar SGD 10 atau sekitar Rp100 ribu jika seorang anak dari pelanggan dianggap berisik atau mengganggu pengunjung lain. Dilansir dari Mothership, biaya tambahan akan muncul pada tagihan.

Jelang Lebaran, Anak Ini Justru Bacok Ibu Kandung dengan Pisau Daging

Restoran itu bernama Angie’s Oyster Bar & Grill yang berlokasi di Tan Boon Liat Building, Outram Road. Meskipun bukan hal yang baru, kebijakan tersebut sempat membuat para ibu-ibu di Singapura heran. 

Sebuah tangkapan layar dari pesan teks restoran kepada pembuat reservasi tersebar luas. Isi pesan menunjukkan penetapan biaya tambahan SGD 10 jika anak pelanggan berisik atau mengganggu tamu lain. 

Dua Orang Anak di Intan Jaya dan Yahukimo Papua Ditembak KKB
isi pesan teks pembuat reservasi dengan restoran Angies Oyster Bar & Grill

isi pesan teks pembuat reservasi dengan restoran Angies Oyster Bar & Grill

Photo :
  • Mothership

Tak cuma dikenakan biaya tambahan untuk anak yang berisik, pihak restoran juga tidak menyediakan kursi khusus bayi dan hanya ada tempat untuk kereta dorong bayi. 

Atalia Praratya Sebut Keputusan Putrinya Tak Kenakan Hijab Jadi Ujian untuk Keluarga

Restoran lebih lanjut mengatakan bahwa anak-anak masih dipersilahkan untuk makan di tempat. Biaya tambahan sebesar SGD 10 akan dikenakan jika anak berteriak, tidak terkendali, atau mengganggu tamu. 

Pihak restoran angkat bicara perihal kebijakan yang ‘unik’ ini. Rupanya dalam beberapa bulan terakhir mereka menerima keluhan anak-anak yang berlarian tanpa pengawasan atau mengganggu meja lain. Kendati demikian, kebijakan tersebut diterapkan.

Angies Oyster Bar & Grill

Angies Oyster Bar & Grill

Photo :
  • Facebook Angie’s Oyster Bar & Grill

“Selama beberapa bulan terakhir, kami menerima peningkatan jumlah keluhan anak-anak berlarian tanpa pengawasan atau mengganggu meja lain selama pelayanan. Ini bukan hanya berbahaya karena pramusaji sering berpindah-pindah dengan makanan panas dan peralatan makan tajam, tetapi juga tidak menghormati pengunjung lain yang mungkin ingin makan dalam suasana tenang dan nyaman.”

Pihak restoran mengaku merasa dilema mengadakan kebijakan ini. Mereka tidak ingin mengurangi pengalaman tamu, termasuk yang memiliki anak kecil. Namun di sisi lain mereka juga ingin pelanggan tanpa anak bisa menikmati makanan dengan tenang. 

“Kami meminta tidak lebih dari rasa saling menghormati. Tapi sayangnya, kami menemukan beberapa pengunjung yang mungkin merasa lebih berhak daripada yang lain. Sungguh menyakitkan bagi kami menerapkan kebijakan tersebut. Kami tidak pernah bermaksud mengurangi pengalaman tamu kami. Kami mencari orang tua, pengertian pengasuh yang baik untuk merawat anak-anak mereka karena kami bertujuan memberikan pengalaman bersantap menyenangkan dan berkesan sebanyak mungkin bagi pelanggan.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya