Media Malaysia Soroti Kekerasan oleh Aparat di Tragedi Kanjuruhan

Polisi dan TNI serta suporter Kota Tangerang gelar doa bersama dan menyalakan lilin untuk korban tragedi Kanjuruhan
Sumber :
  • VIVA/Sherly

VIVA Dunia – Tragedi di Stadion Kanjuruhan masih menjadi perhatian dunia. Salah satu media Malaysia The Sundaily ikut menyoroti penggunaan gas air mata dan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum TNI dan kepolisian selama protes di dalam stadion.

Kecuali Indonesia, Wakil ASEAN Terseok-seok di Piala Asia U-23: Vietnam Babak Belur

Media tersebut juga menyoroti sikap TNI dan polisi yang akan mengusut tuntas insiden menyedihkan itu yang menewaskan ratusan orang.

"TNI memastikan akan menindak anggotanya yang melakukan kekerasan saat membubarkan kerusuhan dalam tragedi 1 Oktober di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menelan 125 korban jiwa," tulis media tersebut dikutip dari media tersebut pada Selasa, 4 Oktober 2022.

Fakta-fakta Dua Helikopter AL Malaysia Tabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

Pasca kerusuhan Stadion Kanjuruhan

Photo :
  • (Foto AP/Trisnadi)

Mereka juga menggarisbawahi pernyataan dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, yang mengatakan bahwa anggota yang terbukti bersalah akan menghadapi hukuman pidana.

2 Helikopter AL Malaysia Tabrakan saat Latihan, Menhan Minta Video Kecelakaan Tak Disebarluaskan

“Tindakan (anggota TNI) dalam video yang viral kemarin bukan dalam rangka membela diri. Ini adalah tindakan kriminal karena warga sipil mungkin tidak pernah mau menghadapi tentara,” kata Andika Perkasa.

Sebelumnya Andika juga mengimbau kepada masyarakat agar mengirimkan video aksi anggota TNI yang melakukan kekerasan ekstrem saat kejadian kepada pihak militer.

Dalam video yang viral di media sosial, anggota TNI yang juga terlibat dalam pengamanan di stadion melakukan aksi kekerasan dengan menendangi suporter sepak bola.

Suporter Persis Solo gelar aksi solidaritas untuk tragedi Kanjuruhan

Photo :
  • VIVA/Fajar Sodiq

Sementara itu Polri dilaporkan sudah mencopot Kapolres Malang dan sedang menyelidiki lebih dari sembilan petugas yang ditemukan bertanggung jawab karena melepaskan gas air mata di dalam stadion.

Tragedi tersebut terjadi setelah tim Arema FC kalah 3-2 dari Persebaya Surabaya, sehingga memicu kemarahan para pendukungnya yang masuk ke lapangan untuk menghadang para pemain dan ofisial tim usai pertandingan.

Namun, situasi menjadi tegang dengan pasukan keamanan melepaskan gas air mata, yang menyebabkan ribuan pendukung di lapangan berhamburan keluar dari stadion melalui salah satu pintu, dan berdesaj-desakan, hingga tak kurang dari 323 orang juga terluka.

"Tim keamanan berada di bawah tekanan menyusul penggunaan gas air mata di area tertutup, yang merupakan pelanggaran pedoman stadion yang ditetapkan oleh FIFA," tulis media itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya