Bangladesh Krisis Listrik, Gelap Gulita di Mana-mana

Perekonomian Bangladesh
Sumber :
  • Business Insider

VIVA Dunia – Bangladesh alami krisis listrik karena adanya kegagalan di jaringan listrik nasional Bangladesh yang membuat sebagian besar negara itu mengalami pemadaman listrik pada Selasa, 4 Oktober 2022, kata para pejabat negara itu.

Intip Keandalan Pembangkit Listrik EBT PLN Indonesia Power saat Lebaran 2024

Di Ibu Kota Dhaka, pedagang pasar menyalakan lilin dan di restoran makanan juga menggunakan bantuan dari cahaya lilin.

Melansir dari ABC News, Rabu, 5 Oktober 2022, pejabat Badan Pengembangan Tenaga Bangladesh yang dikelola negara mengatakan transmisi listrik gagal di bagian timur negara itu.

Hari Pertama Idul Fitri Sistem Kelistrikan Nasional Andal

Semua pembangkit listrik putus dan listrik terputus di Dhaka dan kota-kota besar lainnya, kata Shameem Hasan, juru bicara departemen listrik.

Tim insinyur sedang mencoba untuk menentukan di mana dan mengapa gangguan listrik terjadi dan bisa memakan waktu berjam-jam untuk memulihkan sistem, katanya.

PLN Sebut Transaksi SPKLU Naik 5 Kali Lipat hingga H-3 Lebaran 2024

Pertumbuhan ekonomi Bangladesh yang mengesankan baru-baru ini telah terancam oleh kekurangan listrik sejak pemerintah menangguhkan operasi semua pembangkit listrik tenaga diesel untuk mengurangi biaya impor karena harga melonjak.

Pembangkit listrik tenaga diesel menghasilkan sekitar 6 persen dari pembangkit listrik Bangladesh, sehingga penghentiannya memangkas output hingga 1500 megawatt.

Awal bulan ini, Faruque Hassan, Presiden Asosiasi Produsen dan Eksportir Garmen Bangladesh mengatakan bahwa situasinya sangat serius sehingga pabrik-pabrik garmen sekarang mati listrik selama sekitar empat hingga 10 jam sehari.  

Bangladesh adalah eksportrr garmen terbesar kedua di dunia setelah China, dan menghasilkan lebih dari 80 persen dari total mata uang asingnya dari ekspor produk garmen setiap tahun.

Bulan lalu Bank Pembangunan Asia mengatakan dalam sebuah laporan bahwa pertumbuhan ekonomi Bangladesh akan melambat menjadi 6,6 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 7,1 persen pada tahun fiskal saat ini.

Pengeluaran konsumen yang lebih lemah karena permintaan ekspor yang lesu, kendala manufaktur domestik dan faktor-faktor lain berada di balik perlambatan, katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya