Para Siswi di Iran Lepas Hijab lalu Lempari Botol ke Kepala Sekolah

Poster yang dibawa para demonstran yang memprotes kematian Mahsa Amini di Iran
Sumber :
  • Newsweek

VIVA Dunia – Sebuah video yang menunjukkan seorang siswi Iran yang tidak mengenakan jilbab atau hijab berteriak. Dia lalu melemparkan botol bekas kepada kepala sekolah mereka dan hal itu viral di media sosial.

Protes terhadap pemerintah Iran telah terjadi di seluruh negeri setelah kematian Mahsa Amini. Perempuan berusia 22 tahun itu ditahan oleh polisi moralitas Iran di Teheran pada 13 September 202  karena diduga tidak mengikuti aturan berpakaian islami yang ketat di negara itu. Hijab Amini dinilai terlalu longgar.

Amini dilaporkan dipukuli setelah penangkapannya dan meninggal tiga hari kemudian. Tetapi, pihak berwenang Iran mengatakan bahwa Amini mengalami serangan jantung.

Demonstrasi kematian gadis Iran Mahsa Amini

Photo :
  • AP Photo/Markus Schreiber

Beberapa jam setelah pemakamannya pada 17 September, warga Iran turun ke jalan sebagai protes. Pasukan keamanan telah menindak protes, dengan kelompok Hak Asasi Manusia Iran mengklaim bahwa korban tewas akibat protes itus mencapai lebih dari 130 orang.

Siswa sekolah menengah di Iran juga memprotes dalam gerakan yang perkembangannya belum pernah terjadi sebelumnya, menurut Vahid Yucesoy, seorang kandidat PhD dalam ilmu politik di Universitas Montreal.

Unjuk rasa di Iran, massa potong rambut dan membakar kerudung

Photo :
  • Twitter via CNN International

Melansir dari Newsweek, Rabu, 5 Oktober 2022, Yucesoy membagikan video gadis-gadis tanpa jilbab mengelilingi kepala sekolah mereka di sebuah sekolah di Karaj, kota di luar Teheran.

Iran Bantah Rudal Israel Meledak di Isfahan: Itu Drone yang Ditembak Jatuh

Mereka berteriak dan terdengar meneriakkan kalimat "tak punya hormat" dan melemparkan botol bekas ke arahnya saat dia melarikan diri dari tempat kejadian.

"Video ini menjadi viral di Twitter Iran. Gadis-gadis di sebuah sekolah di Karaj mencemooh dan mengusir kepala sekolah yang pro-rezim," tulis Yucesoy.  

Situasi Makin Gawat, Israel Targetkan Serang Wilayah Nuklir Iran di Kota Isfahan

"Mereka juga telah melepas jilbab mereka."

Yucesoy mengatakan kepada media, “Biasanya ketika protes terjadi di Iran, mereka biasanya dibatasi di jalan-jalan atau kampus universitas atau dipimpin oleh pekerja atau guru. Fakta bahwa protes telah merebak hingga di sekolah menengah adalah perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya."

IHSG Sesi I Memerah, Pelaku Pasar Khawatir Eskalasi Konflik Iran-Israel

Ketidakpuasan terhadap rezim begitu tinggi, semua segmen masyarakat marah dengan apa yang terjadi di negara ini, bahkan kami melihat gadis-gadis muda sekolah menengah bertindak dengan cara yang sangat politis, tambahnya.

Foto dan video lain di media sosial menunjukkan siswi Iran melepas hijab mereka dan meneriakkan slogan-slogan antipemerintah.

Pengguna Twitter juga memuji keberanian para siswa.

"Gadis-gadis pemberani di Iran melepas jilbab mereka, merobek gambar para pemimpin tertinggi Republik Islam, dan meneriakkan 'matilah diktator'," tulis jurnalis olahraga Elika Sadeghi.

Keberanian yang murni dan menakjubkan," tulis Michael Clemens seorang peneliti di Center for Global Development.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia juga sangat prihatin dengan laporan tentang tindakan keras yang semakin intensif terhadap pengunjuk rasa di Iran, termasuk mahasiswa dan wanita dan berjanji akan menanggapi hal itu dengan cepat.

"Pekan ini, Amerika Serikat akan mengenakan biaya lebih lanjut pada pelaku kekerasan terhadap pengunjuk rasa. Kami akan terus meminta pertanggungjawaban pejabat Iran dan mendukung hak-hak warga Iran untuk memprotes secara bebas," kata Biden dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, 3 Oktober 2022.

Pada hari Senin, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan bahwa mahasiswa di Iran benar-benar marah dengan kematian Amini tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya