Kebakaran Hutan di Pulau Paskah Chili Merusak Situs Warisan UNESCO Moai

Kebakaran Hutan di Pulau Paskah Chili merusak Situs UNESCO
Sumber :
  • Aljazeera

VIVA Dunia – Kebakaran hutan yang melanda sebagian Pulau Paskah Chili telah menghanguskan beberapa patung batu berukir yang monumental di pulau itu, yang dikenal sebagai moai.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

"Hampir 60 hektar (148 hektar) terkena dampak, termasuk beberapa moai," kata Carolina Perez, wakil menteri warisan budaya, dalam sebuah posting Twitter.

Kebakaran Hutan di Pulau Paskah Chili merusak Situs Arkeologi Moai

Photo :
  • Aljazeera
2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Dilansir dari Aljazeera, Pulau Paskah yang terletak sekitar 3.500 kilometer di lepas pantai barat Chili, 100 hektar telah dilalap api sejak Senin pekan lalu.

Daerah di sekitar gunung berapi Rano Raraku, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO, adalah yang paling terkena dampak. Diperkirakan beberapa ratus moai berada di daerah itu rusak serta tambang di mana batu yang digunakan untuk mengukir patung diekstraksi itu juga berdampak.

5 Negara dengan Populasi Buddha Terbesar di Asia, No 1 Bukan Thailand

“Kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran tidak dapat diperbaiki lagi,” kata Pedro Edmunds, walikota Pulau Paskah, kepada media setempat. Hingga saat ini masih belum ada laporan resmi mengenai total kerusakan.

Kebakaran terjadi hanya tiga bulan setelah pulau itu dibuka kembali untuk turis pada 5 Agustus 2022, perlu diketahui situs ini telah dua tahun ditutup karena pandemi COVID-19.

Sebelum pandemi, Pulau Paskah menjadikan mata pencaharian utamanya adalah pariwisata menerima sekitar 160.000 pengunjung per tahun, sebagian besar dalam dua penerbangan harian yang tersedia.

Kebakaran Hutan di Pulau Paskah Chili merusak Situs UNESCO

Photo :
  • Aljazeera

Dengan kedatangan COVID-19 di Chili, aktivitas wisata benar-benar dihentikan. Pulau ini sudah lama dihuni oleh orang Polinesia sebelum Chili mencaploknya pada tahun 1888. Patung-patung batu, yang dianggap sebagai representasi leluhur, dibangun sekitar tahun 1400 – 1650 M oleh penduduk asli pulau itu, yang juga dikenal sebagai Rapa Nui.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya