- AP Photo/Arnar Thorisson
VIVAnews - Ribuan orang dievakuasi dan bandar udara ditutup saat dua gunung berapi di Guatemala dan Ekuador meletus, Jumat 28 Mei 2010. Kota-kota besar di dua negara benua Amerika tersebut tertutup abu vulkanik.
Sejak mengalami erupsi Rabu lalu, dua orang di Guatemala, termasuk seorang reporter televisi yang meliput peristiwa alam tersebut, tewas. Presiden Guatemala, Alvaro Colom, memberlakukan status darurat selama 15 hari di sekitar gunung api Pacaya, 50 kilometer dari ibukota Guatemala City, yang mulai bereaksi mengeluarkan batu dan lava sejak beberapa hari lalu.
Sedangkan di Ekuador, gunung api Tungurahua mulai beraksi Jumat kemarin hingga dilakukan evakuasi di sedikitnya tujuh desa, memaksa bandara dan sekolah di Guayaquil, kota terbesar dan berpenduduk terpadat di Ekuador, ditutup.
Di desa Calderas, Guatemala, yang dekat dekan wilayah erupsi, Brenda Castaneda, mengatakan dia dan keluarganya berlindung di bawah tempat tidur dan meja saat bebatuan sebesar kelereng menghujani rumah mereka.
"Kami mengira tidak akan selamat. Rumah kami hancur dan kami kehilangan semuanya," kata Castaneda yang sedang menunggu tim penyelamat membawa mereka ke tempat perlindungan di sekolah setempat.
Pacaya, gunung paling aktif dari 32 gunung api di Guatemala, mengalami beberapa kali erupsi sejak 1966.
Sedangkan erupsi di Tungurahua, 150 kilometer tenggara ibukota Ekuador, Quito, mengubur seluruh desa pada 2006, menyebabkan empat orang tewas dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. (Associated Press)