Laporan Kelompok HAM: Setidaknya 448 Orang Tewas Dalam Aksi Protes Iran

Para pelajar perempuan di Iran protes antihijab dan salahkan negara yang keras
Sumber :
  • Twitter

VIVA Dunia – Pasukan keamanan Iran telah menewaskan sedikitnya 448 orang dalam tindakan keras terhadap aksi protes massa, yang dimulai pada pertengahan September, setelah tewasnya wanita Kurdi dalam tahanan polisi moral, kata sebuah kelompok hak asasi, Selasa, 29 November 2022.

Polri Buru WN Iran Pengirim 'Kado' Berisi 20 Ribu Ekstasi dari Belanda-Belgia

Dari 448 orang yang dipastikan tewas, 60 diantaranya adalah anak-anak berusia di bawah 18 tahun, termasuk sembilan anak perempuan, dan 29 perempuan, kata kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Norwegia.

16 orang tewas oleh pasukan keamanan dalam sepekan terakhir saja, 12 di antaranya tewas di daerah Kurdi, di mana protes masih terus berlanjut di sana. Jumlah korban tewas juga meningkat setelah kematian beberapa orang pada minggu-minggu sebelumnya.

Demi Gaya Hidup Mewah, 9 Perempuan Terlibat Sindikat Narkoba Tempel di Denpasar

Demonstrasi kematian gadis Iran Mahsa Amini

Photo :
  • AP Photo/Markus Schreiber

Sebagai informasi, jumlah korban hanya mencakup warga yang tewas dalam penanganan brutal polisi moral Iran dan bukan anggota pasukan keamanan.

Terpopuler: Jawaban Mamah Dedeh Soal Menantu Perempuan, Persiapan Penting Sebelum Menikah

Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh dari Korps Pengawal Revolusi Islam, Selasa pagi, 29 November 2022, mengatakan lebih dari 300 orang telah tewas. Ini merupakan konfirmasi pertama yang dilakukan oleh pihak berwenang.

Dewan Hak Asasi PBB pekan lalu juga memilih untuk membentuk misi pencarian fakta tingkat tinggi untuk menyelidiki tindakan keras polisi Iran, namun langkah tersebut justru ditolak keras oleh Iran.

"Otoritas Republik Islam tahu betul bahwa jika mereka bekerja sama dengan misi pencarian fakta PBB, skala kejahatan mereka yang lebih luas akan terungkap," kata direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 1 Desember 2022.

"Itulah mengapa non-kooperasi mereka dapat diprediksi," tambahnya.

Protes meletus setelah kematian Mahsa Amini yang ditangkap oleh polisi moralitas Teheran, karena melanggar aturan berpakaian wanita di Iran. Amiry-Moghaddam mengatakan lebih dari separuh kematian tercatat di wilayah yang dihuni oleh Sunni Baluch atau etnis minoritas Kurdi.

Kematian terbanyak terjadi di wilayah tenggara Sistan-Baluchistan, di mana 128 orang tewas setelah protes mengguncang kota-kota besar Iran. Setelah itu, kematian terbanyak dicatat di provinsi Kurdistan dan Azerbaijan Barat yang berpenduduk Kurdi barat, di mana masing-masing korban tewas mencapai 53 dan 51 orang tewas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya