Gereja Anglikan Inggris Terpecah karena Perbedaan Pendapat Soal LGBTQ

- Gareth Fuller/PA via AP.
VIVA Dunia – Gesekan membara dalam Komuni Gereja Anglikan global atau aliran gereja yang berasal dari Inggris, karena perbedaan pendapat yang tajam di 42 provinsi terkait pengakuan pernikahan sesama jenis, dan kebijakan menahbiskan pendeta LGBTQ.
Tahun ini, perpecahan semakin melebar, karena para uskup konservatif, terutama dari Afrika dan Asia menegaskan penentangan mereka terhadap inklusi LGBTQ dan menuntut pertobatan dari provinsi yang lebih liberal dengan kebijakan inklusif.
Terperangkap di tengah keributan, uskup agung Canterbury Justin Welby, merupakan uskup tertinggi Gereja Inggris dan pemimpin seremonial Komuni Anglikan, salah satu komunitas Kristen terbesar di dunia.
Uskup Agung Canterbury Justin Welby, kanan tengah.
- Gareth Fuller/PA via.
Melansir dari AP, Kamis, 8 Desember 2022, Welby telah mengakui ketidaksepakatan yang mendalam di antara provinsi tersebut, dan mendesak mereka untuk tetap berdiskusi bersama-sama.
Perpecahan itu menjadi sorotan empat bulan lalu dalam Konferensi Lambeth komuni, yang biasanya diadakan sekali setiap dekade untuk mempertemukan para uskup lebih dari 165 negara dengan gereja-gereja yang berafiliasi dengan Anglikan. Konferensi itu adalah Konferensi Lambeth pertama sejak 2008, dan pertama kalinya juga mereka mengundang uskup gay dan lesbian yang menikah.
Primata konservatif Nigeria, Rwanda dan Uganda menolak untuk hadir, sementara uskup lain yang sama-sama menentang inklusi LGBTQ mendorong pertemuan Lambeth untuk menegaskan kembali resolusi tahun 1998 yang menolak pernikahan sesama jenis.