Menguak Teror Bom Jelang Pelantikan Presiden Terpilih Brasil Lula da Silva

- popular-world.com
VIVA – Pelantikan Presiden terpilih Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dijaga ketat, setelah teror bom yang dilakukan oleh seorang pria, yang membawa bom untuk menabur kekacauan di negara itu. Pria tersebut akhirnya berhasil ditangkap oleh pihak berwenang Brasil.
Menteri Kehakiman Brasil Flavio Dino mengatakan dalam sebuah wawancara televisi pada hari Senin, 26 Desember 2022, Pemerintah tidak akan membiarkan terorisme politik di Brasil.
"Kami tidak berbicara tentang serigala," kata Dino tentang tersangka, George Washington de Oliveira Sousa, yang ditangkap pada hari Sabtu, 24 Desember 2022.
Polisi membeberkan bahwa pria itu berencana untuk meledakan alat peledak di dekat bandara di ibu kota, Brasilia. “Ada orang kuat di balik ini, dan polisi akan mengusutnya,” kata Dino, dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 27 Desember 2022.
Suporter Presiden Brasil Jair Bolsonaro bentrok dengan polisi.
- AP Photo/Eraldo Peres.
Tersangka berhasil tertangkap hanya beberapa hari sebelum presiden terpilih Lula, dijadwalkan akan menjabat pada 1 Januari 2023, di negara Amerika Selatan itu.
Dino juga berjanji pada hari Minggu, 25 Desember 2022, bahwa pelantikan Lula akan berlangsung dengan damai. "Demokrasi telah menang dan akan menang," tulis Dino dalam Twitternya.
Lula yang sebelumnya menjabat dua periode sebagai presiden Brasil dari 2003 hingga 2010, berhasil mengalahkan petahana sayap kanan Jair Bolsonaro dalam pemilihan pada Oktober lalu, yang disebut pengamat sebagai salah satu kontes politik paling memecah belah dalam sejarah Brasil.
Selama berbulan-bulan, Bolsonaro secara keliru mengklaim sistem pemungutan suara elektronik negara itu rentan terhadap penipuan, memicu kekhawatiran bahwa mantan kapten angkatan darat itu berencana untuk menggugat hasil jika dia kalah dari Lula.
Banyak pendukung Bolsonaro terus menolak kekalahannya dalam pemilihan dengan memblokir beberapa jalan utama pada hari-hari setelah Lula dinyatakan sebagai pemenang.
Suporter Presiden Brasil Jair Bolsonaro bentrok dengan polisi.
- AP Photo/Eraldo Peres.
Menurut pernyataan polisi sipil yang diterbitkan di media lokal, tersangka Sousa mengaku kepada pihak berwenang bahwa bom itu adalah bagian dari rencana untuk memulai kekacauan dan mencegah pembentukan komunisme di Brasil.
Dia mengatakan ide itu dicetuskan oleh pendukung Bolsonaro lainnya yang telah melakukan protes di luar markas tentara di Brasilia untuk mendesak militer agar menghentikan Lula untuk menjabat sebagai presiden.