- AP Photo/Andriy Andriyenko.
VIVA Dunia – Pasukan Ukraina menembakkan roket ke sebuah fasilitas di wilayah Donetsk timur, tempat tentara Rusia ditempatkan. Dalam serangan tersebut, roket Ukraina telah menewaskan 63 tentara Rusia. Hal itu disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, pada Senin, 2 Januari 2023.
Menurut kementerian Rusia, serangan tersebut merupakan salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan Kremlin sejak perang dimulai lebih dari 10 bulan yang lalu.
"Pasukan Ukraina menembakkan enam roket dari sistem peluncuran HIMARS dan dua di antaranya ditembak jatuh," tulis pernyataan kementerian pertahanan. Namun, mereka tidak menyebutkan kapan serangan itu terjadi.
Serangan itu, menggunakan senjata presisi yang dipasok Amerika Serikat (AS), yang telah terbukti penting untuk membantu pasukan Ukraina mencapai target utama, dan memberikan kemunduran baru bagi Rusia.
Melansir dari AP, Selasa, 3 Januari 2023, menurut Gubernur Wilayah Samara Rusia, Dmitry Azarov, sejumlah penduduk di wilayah itu termasuk tentara Rusia tewas dan terluka akibat serangan di kota Makiivka.
Blogger militer Rusia, yang informasinya sebagian besar dapat diandalkan selama perang, mengatakan bahwa amunisi yang disimpan di dekat fasilitas tersebut telah meledak karena serangan itu dan menyebabkan tingginya jumlah korban.
Mengekspresikan kemarahan atas kekalahan tersebut, Daniil Bezsonov, seorang pejabat administrasi yang ditunjuk Rusia di Donetsk, telah menyerukan hukuman terhadap perwira militer Rusia yang memerintahkan sejumlah besar pasukannya untuk ditempatkan di fasilitas tersebut.
Selain itu, militer Ukraina juga mengakui serangan itu dengan Staf Umum-nya mengonfirmasikan bahwa Makiivka diserang pada 31 Desember 2022. Pihaknya juga mengatakan mengatakan bahwa 10 kendaraan militer Rusia hancur atau rusak.
Dalam klaim yang tidak dapat diverifikasi secara independen, Direktorat Komunikasi Strategis Angkatan Bersenjata Ukraina, pada Minggu, 1 Januari 2023, menyatakan bahwa sekitar 400 tentara Rusia yang dimobilisasi tewas di sebuah gedung sekolah kejuruan di Makiivka dan sekitar 300 lainnya terluka.