17 Orang Tewas dalam Demo Berdarah di Peru, Protes Penggulingan Presiden

Sebanyak 17 orang tewas saat kerusuhan di Peru protes atas penggulingan Presiden
Sumber :
  • AP Photo/Jose Sotomayor

VIVA Dunia –  Sebanyak 17 orang dinyatakan tewas dalam bentrokan terbaru antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan di Peru ketika protes anti-pemerintah pecah setelah penggulingan Presiden Peru Pedro Castillo sebulan yang lalu. 

Soal Pertemuan Jokowi-Megawati, Istana: Presiden Terbuka untuk Bersilaturami

Dengan jumlah korban tersebut, total korban korban tewas secara keseluruhan menjadi hampir 40 orang dalam kerusuhan nasional di negara itu .

Pertumpahan darah pada hari Senin, 9 Januari 2023, terjadi di dekat bandara di kota Juliaca di wilayah selatan Puno, ketika para demonstran bertempur melawan polisi.

Lebaran Hari Kedua, Jokowi Ajak Cucu Main dan Sapa Warga Medan

Selain itu, menurut gambar yang beredar di media sosial menunjukkan luka tembak dan kepulan asap terjadi saat pengunjuk rasa melemparkan batu menggunakan ketapel dan menggunakan pelat logam sebagai tameng.

Demonstran menentang penggulingan mantan Presiden Peru Pedro Castillo

Photo :
  • AP Photo/Fredy Salcedo
Hari Kedua Lebaran, Prabowo Ucapkan Maaf Lahir Batin ke Rekan-rekan Media

Dilansir The Guardian, Rabu, 11 Januari 2023, rekaman lain menunjukkan seorang pria diberi CPR dan gambar pengunjuk rasa yang terluka tiba di rumah sakit.  

Seorang anak laki-laki juga meninggal dalam ambulans yang dihadang oleh pengunjuk rasa ketika mobil itu menuju rumah sakit.

Meningkatnya jumlah korban tewas terjadi di tengah gelombang protes yang menyerukan agar Presiden Dina Boluarte mengundurkan diri, Kongres ditutup dan Castillo dibebaskan dari penjara.

Boluarte adalah wakil presiden Castillo yang menggantikannya setelah dia berusaha menutup Kongres dan memerintah dengan keputusan pada 7 Desember lalu.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Senin malam, Perdana Menteri Peru Alberto Otarola membela pasukan keamanan, dengan mengatakan, "Kami tidak akan berhenti membela supremasi hukum."

Diapit oleh para menteri, dia mengklaim kelompok kekerasan yang dibiayai oleh kepentingan asing dan uang gelap perdagangan narkoba sedang mencoba untuk menghancurkan negara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya