Erdogan Kecam Taliban Larang Perempuan Kuliah: Mereka Tidak Islami

Presiden Turki Erdogan.
Sumber :
  • Tangkapan layar.

VIVA Dunia – Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengecam kebijakan Taliban karena melarang perempuan Afghanistan kuliah di universitas. Menurutnya, larangan tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Harmoni Energi Sehat Menyuarakan Pesan Kesetaraan dalam Pelayanan Kesehatan

"Itu tidak manusiawi dan tidak Islami," kata Erdogan saat berpidato di sebuah konferensi internasional tentang Ombudsmanship di Ankara.

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan

Photo :
  • alarabiya.net
Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Pekerjaan Kian Parah di Tiongkok

"Tidak ada hal seperti itu dalam agama kami. Tidak ada yang harus mendefinisikan larangan seperti itu berdasarkan Islam," lanjut Erdogan, seperti dikutip Middle East Monitor, Sabtu, 14 Januari 2023.

"Islam tidak menerima hal seperti itu. Sebaliknya, kami adalah anggota agama yang mengatakan 'gapailah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat'," imbuh pemimpin Turki tersebut.

Brigjen Nurul Bicara Strategi STIK Lemdiklat Cetak Pemimpin Polri yang Mumpuni

Turki menjadi tuan rumah pertemuan luar biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang meminta pemerintah sementara Afghanistan untuk meninjau kembali larangan bagi perempuan mengenyam pendidikan dan bekerja di organisasi pendidikan dan lembaga non-pemerintah.

Selama pertemuan, OKI memutuskan akan mengirim delegasi agama untuk menegaskan bahwa akses perempuan dan anak perempuan ke semua tingkat pendidikan adalah hak asasi manusia yang mendasar.

Desember 2022 lalu, Taliban yang menjalankan pemerintahan Afghanistan mengeluarkan larangan tanpa batas waktu pendidikan universitas untuk perempuan setempat. Larangan itu dikeluarkan Kementerian Pendidikan Tinggi dalam sebuah surat, yang berlaku di semua universitas negeri dan swasta.

“Anda semua diberitahu untuk melaksanakan perintah penangguhan pendidikan perempuan tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut,” bunyi surat yang ditandatangani Menteri Pendidikan Tinggi Neda Mohammad Nadeem.

Personel orkestra Zohra, kelompok musik yang beranggotakan 35 perempuan, berlatih di Institut Musik Nasional Afghanistan, Kabul, April 2016.

Photo :
  • ANTARA/Reuters

Juru bicara keputusan, Ziaullah Hashimi, yang men-tweet surat itu, mengonfirmasi perintah tersebut melalui pesan teks.

Larangan kuliah bagi perempuan itu muncul kurang dari tiga bulan setelah ribuan pelajar perempuan mengikuti ujian masuk universitas di seluruh negeri, dengan banyak yang bercita-cita memilih jurusan teknik dan kedokteran sebagai karier masa depan.

Setelah pengambilalihan negara oleh kelompok Taliban pada Agustus 2021, universitas-universitas di Afghanistan dipaksa untuk menerapkan aturan baru termasuk ruang kelas dan pintu masuk yang dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, sementara wanita hanya diizinkan untuk diajar oleh profesor wanita atau pria tua.

Sebagian besar remaja siswi di seluruh negeri juga telah dilarang mengakses pendidikan sekolah menengah, yang efeknya sangat membatasi masuk universitas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya