COVID-19 Meledak Lagi di China, Ini Efeknya Terhadap Indonesia

Demonstran protes anti pembatasan Covid-19 di Konsulat China di New York.
Sumber :
  • AP Photo/John Minchillo

VIVA Dunia - Awal tahun 2023, China kembali dilaporkan dihantam lonjakan kasus COVID-19. Pemicu ledakan kasus COVID-19 karena pemerintah China yang melonggarkan aturan pengetatan sejak 7 Desember 2022.

Daftar Negara Sekutu Iran yang Siap Bantu Jika Perang Terjadi, Ada China hingga Rusia

Sejumlah negara di dunia mengantisipasi dampak lonjakan COVID-19 di China dengan memberlakukan pengawasan ketat bagi para pelaku perjalanan dari China yang tiba di negara masing-masing. Apalagi di China saat ini tengah ada liburan besar menyambut Imlek yang jatuh pada 21 Januari 2023.

CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, menyampaikan analisanya terkait kondisi COVID-19 di China. Dia menilai lonjakan COVID-19 di China belakangan ini memperlambat proses pemulihan ekonomi secara global

Mobil SUV Chery Omoda 7 Tak Lama Lagi Meluncur, Ini Bocoran Spesifikasinya

Dia mengatakan demikian karena China merupakan sumber ekspor penting bagi industri manufaktur. Selain itu, China juga merupakan pasar penting bagi banyak komoditas global seperti minyak sawit mentah, tembaga, kedelai, batu bara, dan bijih besi, baja.

10 Negara Terluas di Dunia, Indonesia Ada di Urutan Berapa?

“Menjawab kekhawatiran tersebut, negara-negara ASEAN dan juga Indonesia telah cukup menjaga kondisi makro ekonomi yang ditunjukkan dengan meningkatnya pola konsumsi dan tingkat pendapatan," ujar Grant, dalam keterangannya, Jumat, 20 Januari 2023.

Grant menekankan Bank Indonesia (BI) terbukti lakukan tugasnya dengan menjaga stabilitas struktural rupiah. Dengan demikian, diharapkan dampak meledaknya COVID-19 di China terhadap perekonomian bisa di level minimum.

Warga di China saat melakukan swab tes COVID-19

Photo :
  • AP Photo/Ng Han Guan

Menurut dia, hal itu didukung dengan dilonggarkannya kebijakan zero covid policy dari pemerintah China. Ia bilang, kebijakan itu secara tak langsung akan menopang pergerakan nilai tukar rupiah.

“Meskipun begitu, pemerintah harus siap siaga mengantisipasi skenario terburuk dalam rangka untuk menstabilisasi pasar dalam negeri dan memastikan ketersediaan pasokan dalam negeri," jelas Grant.

China jadi perhatian global karena ledakan kasus COVID-19 di negara tersebut. Kebijakan melonggarkan pengetatan aturan malah jadi pemicu lonjakan kasus.

Sejak kebijakan dilonggarkan, beberapa kota di China terdampak karena COVID-19. Hal itu mengkhawatirkan karena sekitar delapan juta warga China yang tak divaksinasi berusia lebih dari 80 tahun. Lalu, lebih dari 160 juta lainnya menderita diabetes. 

Survei World Economics menunjukkan kepercayaan bisnis China turun ke level terendah sejak Januari 2013. Survei menunjukkan aktivitas bisnis turun tajam pada bulan Desember 2022 dengan indeks manajer penjualan di sektor manufaktur.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya