- Korean Central News Agency/Korea News Service via AP.
VIVA Dunia – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un membawa putrinya mengunjungi pasukan militer untuk memperingati 75 tahun berdirinya tentara Korut. Kim Jong Un memuji "kekuatan yang tak tertahankan" dari militer bersenjata nuklirnya, kata media pemerintah Rabu 8 Februari 2023.
Kunjungan itu dilakukan di tengah indikasi Korea Utara sedang bersiap untuk mengadakan parade militer besar-besaran di ibu kota, Pyongyang. Event itu menjadi ajang memamerkan perangkat keras terbaru dari program senjata nuklir yang memicu kekhawatiran tetangganya dan Amerika Serikat.
Melansir AP, dalam penampilan publik keempatnya yang diketahui, putri Kim, Kim Ju Ae, diyakini berusia 9 atau 10 tahun. Dia berdiri dekat dengan ayahnya saat dia menjabat tangan pejabat senior dan duduk di sampingnya di sebuah meja.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, bersama putrinya Kim Ju Ae, dan istrinya Ri Sol Ju.
- Korean Central News Agency/Korea News Service via AP.
Analis mengatakan keputusan Kim untuk membawa putrinya ke acara publik yang terkait militer adalah untuk mengingatkan dunia bahwa dia tidak berniat untuk secara sukarela menyerahkan senjata nuklirnya, yang tampaknya dia lihat sebagai jaminan terkuat untuk kelangsungan hidup negaranya, dan perpanjangan kekuasaan dinasti keluarganya.
Media Korut menggambarkan Kim Ju Ae "dihormati" dan "dicintai". Kemunculannya telah menimbulkan perdebatan tentang apakah dia akan menjadi penerus ayahnya.
Sebelumnya, dia menghadiri uji terbang rudal balistik antarbenua pada bulan November dan menemani ayahnya ke pertemuan dengan ilmuwan militer dan pemeriksaan rudal balistik.
Kantor Berita Korea Utara mengatakan pada Rabu bahwa Kim mengunjungi tempat penginapan perwira umum Tentara Rakyat Korea bersama putrinya. Dia kemudian memberikan pidato yang membesarkan hati pasukan di sebuah jamuan makan, memuji mereka karena mempertahankan "tentara terkuat di dunia" meskipun ada kesulitan eksternal.
Kunjungan itu dilakukan sehari setelah Kim memimpin pertemuan dengan petinggi militernya dan menyerukan perluasan latihan tempur yang bertujuan untuk mempertajam kesiapan perang, karena ia berupaya meningkatkan demonstrasi senjata yang provokatif dalam menghadapi ketegangan yang semakin dalam dengan negara tetangganya Korea Selatan, dan Washington.
