- Youtube
VIVA Dunia – Rusia tampaknya gagal menguji coba rudal balistik antarbenua hari Senin saat Presiden Amerika Serikat, Joe Biden berada di Ukraina menurut sebuah laporan.
Melalui New York Post, pejabat AS mengatakan bahwa Rusia menggunakan garis dekonflik untuk memberi tahu AS sebelum uji coba rudal, yang dilaporkan tidak menimbulkan risiko bagi negara tersebut. Menurut para pejabat, AS tidak memandang tes itu sebagai anomali atau eskalasi.
Uji coba itu adalah rudal SARMAT berat berkemampuan nuklir, dijuluki "Setan II" oleh NATO, dan diklasifikasikan sebagai "senjata super" oleh kepala badan penelitian kedirgantaraan Rusia.
Para pejabat AS percaya tes itu gagal karena Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menyebutkannya dalam pidato kenegaraannya pada hari Selasa.
Dalam pidatonya, Putin mengumumkan bahwa Rusia akan menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian pengurangan senjata nuklir START Baru dengan Amerika Serikat.
Pejabat AS memberi tahu Kremlin pada hari Minggu, melalui garis de-konflik, bahwa Biden akan melakukan perjalanan ke ibu kota Ukraina menjelang peringatan satu tahun invasi Rusia ke bekas negara Soviet, ujar penasihat keamanan nasional Jake Sullivan.
Peluncuran uji coba rudal yang dilaporkan dirancang untuk membawa hingga 15 hulu ledak nuklir, serta amunisi hipersonik, adalah upaya terbaru Putin yang ditujukan untuk menyerang AS.
Pekan lalu, Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara mengatakan bahwa militer AS mencegat delapan jet tempur Rusia di dekat Alaska dalam dua insiden terpisah.
Kelompok pertama dari empat pesawat Rusia, termasuk pembom strategis Tupolev TU-95 BEAR-H dan jet tempur SU-30 dan SU-35, mendekati Zona Identifikasi Pertahanan Udara Alaska pada 13 Februari dan diikuti oleh kuartet kedua satu hari kemudian, menurut NORAD.
Dalam kedua insiden tersebut, NORAD mengirimkan jet tempur AS dan pesawat pendukung untuk mencegat pesawat tempur Rusia.