Mantan Presiden Rusia Ancam Tembak Rudal Hipersonik ke Markas ICC

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev
Sumber :
  • Sputnik Pool Photo via AP

VIVA Dunia – Mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, memberikan usulan untuk menembakkan rudal hipersonik ke wilayah Den Haag, Belanda, markas Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), setelah surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin resmi dirilis.

Ngeri, Ada Ramalan Jayabaya Diduga Sebut Tanda Perang Dunia Ketiga

Pada hari Senin, 20 Maret 2023, dalam sebuah postingan di Telegram miliknya, Medvedev menulis bahwa sangat mungkin bagi Rusia untuk memberikan serangan balik pada ICC.

"Sangat mungkin membayangkan sebuah rudal hipersonik ditembakkan dari Laut Utara, dari sebuah kapal Rusia di gedung pengadilan Den Haag."

5 Fakta Tersembunyi Hubungan Iran dan Israel, Pernah Seharmonis Ini

VIVA Militer: Dmitry Medvedev dan Vladimir Putin

Photo :
  • rferl.org

Melansir dari Insider, Selasa, 21 Maret 2023, Medvedev merasa bahwa ICC telah memberikan ancaman karena telah mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin.

Top Trending: Hal yang Terjadi Jika Indonesia Tak Dijajah hingga Tawuran Brutal Antar Pelajar

Loyalis Putin itu juga menulis dengan nada mengejek tentang ICC, dan menyatakan bahwa NATO tidak akan membalas tindakan Rusia. Hal itu dikarenakan pengadilan merupakan organisasi internasional yang 'menyedihkan', bukan populasi negara NATO.

"Itu sebabnya, mereka juga tidak akan memulai perang. Mereka akan takut melakukannya," tambahnya.

Medvedev juga menyarankan hakim dari ICC untuk melihat dengan cermat ke arah langit, dan berhati-hati dengan tembakan rudal Rusia. Medvedev mengklaim bahwa surat perintah penangkapan untuk Putin menandai runtuhnya hukum internasional.

"Ini kehancuran yang suram dari seluruh sistem hubungan internasional."

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada hari Jumat, 17 Maret 2023, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin. Putin dituduh oleh ICC terkait dengan deportasi ilegal anak-anak dari wilayah pendudukan Ukraina. Dakwaan itu juga terjadi sehari setelah PBB mengecam deportasi paksa sebagai kejahatan perang.Dmitry Medvedev menyarankan untuk menyerang Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag dengan salah satu rudal canggih Rusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya