- abcnews.go.com
VIVA Dunia – Rusia telah menyerang beberapa kota di Ukraina dengan drone dan rudal sehari setelah Rusia menuduh pihak Ukraina mencoba membunuh Presiden Vladimir Putin dengan serangan pesawat tak berawak (drone) di Kremlin.
Sekitar 40 drone sarat bahan peledak dengan tulisan 'untuk Moskow' ditembakkan ke kota-kota yang berjarak bermil-mil jauhnya dari garis depan, dengan ledakan terdengar di ibu kota Kyiv dan kota-kota selatan Odesa dan Zaporizhzhia, melansir Daily Mail.
Serangan itu terjadi bahkan kurang dari 24 setelah Rusia menuduh Ukraina mencoba membunuh Putin dalam serangan pesawat tak berawak ganda di kompleks pemerintah Moskow, klaim yang langsung dibantah oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Tembakan bertuliskan Untuk Moskow yang ditembakkan ke Ukraina
- Daily Mail
Drone buatan Iran, menyerang kampus universitas di kota Laut Hitam Odesa sementara drone dan rudal juga diluncurkan ke Kyiv untuk ketiga kalinya dalam empat hari. Putin meluncurkan 24 pesawat tak berawak Shahed yang dikemas dengan bahan peledak di Kyiv, dengan 15 kendaraan udara tak berawak lainnya dilepaskan di Odesa oleh Laut Hitam, tetapi angkatan udara Ukraina mencegat sebagian besar dari mereka.
Rudal dan drone juga menghantam kota selatan Nikopol, menghancurkan 11 rumah dan melukai seorang pria berusia 32 tahun. Sejauh ini tidak ada kematian yang dilaporkan.
Tapi Zelensky, yang mengunjungi Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag hari ini, membantah melakukan serangan atau berusaha membunuh Putin, dengan mengatakan: "Kami tidak menyerang Putin. Kita serahkan ke pengadilan. Kami berperang di wilayah kami, kami mempertahankan desa dan kota kami.’"
Meski Ukraina telah menunjukkan kemampuan untuk melancarkan serangan semacam itu ke Kremlin, Kyiv dianggap tidak mungkin mengambil risiko mematahkan dukungan internasional dengan menargetkan diktator secara langsung.
Kediaman Putin di Kremlin Diserang Drone.
- Dok.BBC
Hari ini, Kremlin juga menuduh AS mendalangi dugaan serangan pesawat tak berawak di kediaman Putin di Moskow yang katanya dilakukan oleh Ukraina. "Keputusan tentang serangan semacam itu tidak dibuat di Kyiv, tetapi di Washington," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. "Kyiv hanya melakukan apa yang diperintahkan."
Tapi Zelensky membantah klaim tersebut dan pejabat keamanan Inggris yakin serangan itu adalah operasi 'bendera palsu' oleh Rusia untuk mengalihkan perhatian Ukraina dari serangan balasan yang diantisipasi dan menggalang dukungan di dalam negeri.
