China Minta Israel Hentikan Serangan dan Pembagunan Rumah Ilegal Yahudi di Palestina

Ledakan akibat serangan udara Israel di Tepi Gaza,
Sumber :
  • AP Photo/Fatima Shbair.

VIVA Dunia – China telah secara pribadi meminta Israel untuk berhenti melanggar batas wilayah dan sumber daya Palestina, karena Tel Aviv terus mengizinkan, dan menyetujui pembangunan permukiman ilegal Yahudi di Wilayah Pendudukan. 

Operasi Perdamaian Dunia, Mabes TNI Akan Kirim 1.025 Prajurit Pilihan ke Kongo

Berbicara kepada Dewan Keamanan PBB kemarin, Geng Shuang, Wakil Perwakilan Tetap China untuk PBB, menyatakan bahwa sejak awal tahun ini Israel terus memajukan tindakan sepihak penyerangan, pembangunan pemukiman baru, dan melegalkan pemukiman ilegal Yahudi. 

Shuang Menekankan bahwa pembangunan dan kegiatan pemukiman seperti itu melanggar hukum internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2334. Dia juga menyatakan sikap Beijing yang mendesak Israel agar segera menghentikan tindakan tersebut dan berhenti merambah paksa tanah dan sumber daya rakyat Palestina. 

Menlu Iran soal Senjata Pemusnah Massal: Penggunaan Nuklir Hanya untuk Tujuan Damai

Tentara Israel di perbatasan Gaza.

Photo :
  • AP Photo/Tsafrir Abayov.

"Status quo sejarah tempat suci keagamaan di Yerusalem harus dihormati dan ditegakkan," kata Shuang. 

UNICEF Desak Aksi Global untuk Melindungi Anak-Anak dari Senjata Peledak Mematikan

Dia juga mengatakan bahwa Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir menyebabkan ketegangan baru dengan menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa untuk kedua kalinya. 

"Soal tempat suci keagamaan, Israel harus menghentikan provokasinya, menjamin hak beribadah umat Islam, menegakkan perdamaian dan ketenangan tempat suci keagamaan, dan menghormati perwalian Yordania," ujarnya, dikutip dari Middle East Monitor, Senin, 29 Mei 2023. 

Shuang menarik fakta bahwa ketegangan, dan bentrokan antara pendudukan Israel, dan kelompok Perlawanan Palestina telah berulang kali terjadi selama beberapa tahun terakhir. 

Ilustrasi Pemukiman Israel, Givat Zeev, di dekat kota Ramallah, Palestina, di Tepi Barat.

Photo :
  • Arab News

"Ini sepenuhnya menunjukkan bahwa proses perdamaian yang lama terhenti, tidak berkelanjutan, bahwa manajemen krisis sepotong-sepotong tidak akan bertahan lama, dan solusi yang komprehensif dan adil tidak tergantikan." 

Dia menunjukkan peningkatan peran China dalam seperti masalah ini di kawasan itu, dan mengklaim peran China yang melampaui Amerika Serikat sebagai kekuatan penengah dan hegemon.  

Dia menyatakan bahwa negara dengan pengaruh besar pada pihak-pihak terkait harus melakukan upaya nyata untuk memajukan proses perdamaian Timur Tengah, dan tidak boleh mencegah Dewan Keamanan untuk mencapai konsensus minimum tentang masalah Palestina-Israel. 

Pernyataan diplomat China itu muncul ketika pemerintah Israel menyetujui anggaran negara yang diusulkan untuk 2023-2024, yang mengalokasikan sekitar US$941 juta atau setara dengan Rp14 triliun untuk proyek pemukiman ilegal dan peningkatan infrastruktur mereka. 

Perkiraan saat ini melaporkan bahwa ada sekitar 700.000 pemukim ilegal yang tinggal di 164 pemukiman dan 116 pos terdepan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya