Pusat Logistik WFP Dijarah, 4,4 Juta Rakyat Sudan Terancam Kelaparan

Bentrokan militer dan kelompok paramiliter di Khartoum Sudan
Sumber :
  • AP/Marwan Ali

VIVA Dunia – Pusat logistik milik Badan makanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang dikelola World Food Program (WFP) El Obeid di Sudan tengah-selatan, dijarah kelompok milisi bersenjata.

Top Trending: Wanita Dilarang Naik Kendaraan Online karena Bernama Ini, Komika Usir Ibu Menyusui

PBB pun mengutuk keras aksi penjarahan tersebut sebagai tindakan berisiko terhadap warga terhadap warga korban perang saudara di negara Afrika bagian Utara itu. 

Serangan terhadap El Obeid membuat "bantuan makanan bagi 4,4 juta warga yang terdampak konflik berada dalam resiko," menurut pernyataan Program Pangan Dunia (WFP).

5 Negara Pemegang Hak Veto di PBB, Keputusan Internasional Ada di Tangan Mereka

"Pencurian atas bantuan pangan kemanusiaan dan aset benar-benar mengacaukan operasi ini di masa-masa kritis bagi rakyat Sudan. Ini harus berhenti." lanjut pernyataan itu.

El Obeid merupakan tempat salah satu pusat logistik WFP terbesar di benua Afrika, dan menjadi bantuan kehidupan utama bagi aktivitas di Sudan dan Sudan Selatan.

Operasi Perdamaian Dunia, Mabes TNI Akan Kirim 1.025 Prajurit Pilihan ke Kongo

Menurut badan tersebut, laporan resmi mengatakan tidak hanya makanan dan persediaan nutrisi, tetapi juga kendaraan, bahan bakar dan generator telah dijarah.

WFP memperingatkan bahwa kejadian serangan ini bukan pertama kali terjadi. Sejauh ini, WFP mencatat kerugian yang diperkirakan mencapai lebih dari 60 juta dolar AS (sekitar Rp 899,4 miliar) sejak kekerasan meletus pada 15 April lalu.

Badan tersebut mengulangi seruannya kepada semua pihak yang berkonflik untuk memastikan keselamatan dan keamanan bantuan kemanusiaan.

WFP memperingatkan bahwa sekitar 2 sampai 2,5 juta penduduk Sudan diperkirakan akan kelaparan dalam beberapa bulan mendatang akibat kekerasan yang berlangsung, yang akan membuat kerawanan pangan akut di Sudan menyentuh rekor, dengan lebih dari 19 juta penduduk terdampak, atau 40 persen dari populasi. (ant)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya