Setelah Tolak Proposal Perdamaian, Dubes Ukraina Temui Prabowo di Kantor Menhan

Prabowo Bertemu Dubes Ukraina
Sumber :
  • Instagram

Jakarta – Perang antara Rusia-Ukraina masih terus bergejolak dan merugikan banyak pihak. Sanksi demi sanksi dijatuhkan oleh Barat, agar Rusia menghentikan serangan brutalnya ke Ukraina. Selain itu, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto juga sempat memberikan proposal mengenai rencana damai bagi kedua belah pihak. 

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, Perindo Sampaikan 4 Sikap

Namun, rencana itu justru mendapatkan penolakan sarkas dari pihak Ukraina. Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov menyebut bahwa rencana Prabowo seperti rencana Rusia, dan tergolong aneh. 

Hadir dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue di Singapura, pada Sabtu, 3 Juni 2023, Prabowo diketahui mengajukan tiga poin untuk penyelesaian konflik di Ukraina.

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datang ke Rumah Prabowo, Surya Paloh Sebut Ada Urusan Pilkada

Prabowo

Photo :
  • 1486647

Setelah mendapat penolakan dan banyak reaksi dari berbagai pihak, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin langsung melakukan pertemuan dengan Prabowo. Dalam pertemuan yang berlangsu di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta Pusat, Vasyl menyebut bahwa keduanya sempat membahas proposal itu. 

Di Tengah Pertempuran Rusia-Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditangkap Karena Terima Suap

"Kemarin ada pertemuan yang sangat produktif dan konstruktif dengan Menhan Jenderal Prabowo Subianto," kata Dubes Vasyl dalam Instagramnya, Selasa, 6 Juni 2023. 

Dalam kesempatan itu, Vasyl juga sempat membahas perjanjian perbatasan yang lahir sejak 1991. Menurutnya, Rusia harus menghormati kedaulatan dan wilayah Ukraina. 

"Secara positif, posisi Indonesia mengenai agresi brutal Rusia di Ukraina tetap tidak berubah. Kedualatan dan integritas wilayah Ukraina harus dihormati dalam perbatasan tahun 1991," tambahnya. 

Sementara itu, sebelumnya Menhan Ukraina menyebut bahwa jalan satu-satunya untuk menyelesaikan konflik adalah Presiden Rusia Vladimir Putih harus menarik mundur pasukannya yang berada di wilayah Ukraina. 

"Kedengarannya seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia. Kami tidak membutuhkan mediator ini datang kepada kami (dengan) rencana aneh ini," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya