Panas Bangladesh Hingga 41 Derajat Celcius, Sekolah Minggu Ini Ditutup

Ilustrasi panas Bangladesh
Sumber :
  • Dhaka Tribune

Bangladesh – Gelombang panas yang sangat membakar di Bangladesh memicu penutupan sekolah dasar pada minggu ini, dan memicu pemadaman listrik yang berulang. Hal itu memperburuk kondisi penduduk yang tidak dapat menghidupkan kipas angin untuk mendinginkan diri, karena petugas cuaca memperingatkan bantuan tidak akan segera datang.

Miris! Gaji Guru Honorer Rp 150 Sebulan, Warganet: Gimana Bisa Hidup

Suhu maksimum melonjak hingga hampir 41 derajat Celcius dari 32C sejak 10 hari lalu. Departemen Meteorologi Bangladesh memperingatkan bahwa panas tidak akan berakhir dalam waktu dekat.

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim berkontribusi pada gelombang panas yang lebih sering, parah, dan lebih lama selama bulan-bulan musim panas.

Membangun Masa Depan Pendidikan dengan Mendukung Renovasi Sekolah

Ilustrasi

Photo :
  • 1487018

Bangladesh dapat menghadapi pemadaman listrik selama dua minggu lagi, kata Nasrul Hamid, menteri negara untuk Tenaga, Energi dan Sumber Daya Mineral, karena kekurangan bahan bakar memicu penghentian beberapa unit pembangkit listrik, termasuk pembangkit listrik tenaga batu bara terbesarnya.

Indonesia Becomes the World's Most Positive Country

"Karena krisis energi global dan lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar mata uang internasional, kami terkena pelepasan beban yang tidak diinginkan ini," kata Hamid dalam sebuah postingan Facebook.

Gelombang panas ini terjadi karena negara tersebut telah bergulat dengan pemadaman listrik yang telah merugikan ekonomi dalam beberapa bulan terakhir, termasuk sektor pakaian yang menyumbang lebih dari 80% ekspornya.

Banyak pula warga yang mencari perawatan medis karena gelombang panas yang tak tertahankan. "Kami mendapatkan banyak pasien yang menderita sengatan panas atau masalah terkait panas lainnya," kata Shafiqul Islam, seorang dokter di bagian barat laut negara itu.

Pihak berwenang telah mendorong penduduk untuk tinggal di dalam rumah dan banyak mengonsumsi air, tetapi gelombang panas yang disertai pemadaman listrik juga mengakibatkan kekurangan air di banyak tempat.

“Kekurangan air dan panas mencekik kami,” kata Mohammad Sultan, 52, seorang penarik becak. “Tidak ada daun yang bergerak kemana-mana. Tidak ada naungan. Menarik becak menjadi sulit. Sangat sulit!,” lanjutnya.

"Saya kehilangan lebih dari 20 (ayam saja hari ini) karena panas yang berlebihan. Listrik mati selama lebih dari dua jam setiap kali. Saya bahkan tidak bisa tidur nyenyak. Saya merasa sangat tidak berdaya," kata penjual ayam Mohaamd Suman, 37 tahun. .

Power crunch juga dapat mengganggu pasokan pakaian musim panas untuk pengecer seperti Walmart, Gap Inc, H&M, VF Corp, Zara dan American Eagle Outfitters, beberapa pelanggan ekspor terbesar Bangladesh.

Hilangnya ekspor akan memperburuk masalah seputar cadangan uang negara itu, yang telah anjlok hampir sepertiga dalam 12 bulan hingga April ke level terendah dalam tujuh tahun terakhir, dan membatasi kemampuannya untuk membayar impor bahan bakar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya