RI Jalin Kerjasama Strategis dengan Turki

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Sumber :

VIVAnews - Indonesia dan Turki sepakat untuk meningkatkan kerjasama bilateral. Maka, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) atas delapan sektor sudah dijadwalkan di tengah lawatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Turki.

"Turki adalah negara besar dan terus berkembang. Maka, Indonesia menganggap Turki merupakan mitra penting," kata Yudhoyono dalam jumpa pers di ibukota Turki, Ankara, Senin malam 28 Juni 2010 waktu setempat setelah menghadiri KTT G-20 di Kanada. Turut hadir dalam jumpa pers itu adalah wartawan ANTV - VIVAnews, Uni Lubis.

Yudhoyono mengungkapkan bahwa pemerintah kedua negara siap menandatangani delapan MoU atas delapan sektor - diantaranya kerjasama di bidang usaha kecil dan menengah, film, pariwisatan, pertahanan, dan siaran radio.

Yudhoyono mencatat beberapa kesamaan antara Turki dan Indonesia yang dapat mempererat hubungan kedua negara. "Turki berharap pertumbuhan pasca krisis keuangan adalah enam persen, Itu sama dengan target kita," kata Yudhoyono.

"Bersama Turki, kita ingin berperan dalam isu-isu global tertentu. Misalnya, isu Palestina dan proses perdamaian di Timur Tengah. Kami juga mendukung agar Irak dan Afganistan bisa membangun diri pasca perang. Kedua negara juga membangun pemahaman antara Barat dan Islam. Dalam semua hal itu, posisi kita sama dengan Turki," lanjut Yudhoyono.

Indonesia dan Turki pun sama-sama berkomitmen dalam menyiasati isu perubahan iklim. Di bidang perdagangan, ekspor Indonesia ke Turki pada 2008 sebesar US$2,1 miliar sehingga mengalami posisi surplus.

Selain menyaksikan peresmian kerjasama baru, Yudhoyono pun dijadwalkan berpidato di parlemen Turki. "Tidak semua kepala negara [asing] dapat kesempatan berbicara di parlemen (Turki)," kata Yudhoyono.

Sementara itu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan bahwa Turki patut diperhitungkan dalam bidang pertahanan. Sebagai anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Turki memiliki 700.000 tentara aktif, 230 unit pesawat tempur F-16.

Bahkan, Turki kini sudah punya kemampuan dan lisensi untuk memproduksi sendiri pesawat asal Amerika Serikat itu. Mereka juga memiliki pesawat angkut militer C-130 Hercules seri terbaru.

Itulah sebabnya, menurut Yusgiantoro, Indonesia memandang penting kerjasama di bidang pertahanan dengan Turki. Saat ini sudah ada 100 teknisi asal Indonesia di Turki untuk belajar memodifikasi pesawat CN-235 menjadi pesawat patroli pantai.

Kemampuan Turki memproduksi peralatan pertahanan telah diakui negara-negara lain. Malaysia, misalnya, sudah membeli 200 panser buatan Turki. Negara itu pun bahkan mulai memproduksi kapal selam. (adi)

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang
Edukasi Media Center Haji 1445 H/2024

Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Mulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji, tata cara, hingga kesehatan serta keselamatan selama di Tanah Suci dapat disebarkan secara luas dan cepat melalui media.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024