- Pixabay.com/RandnotizenORG
Kopenhagen – Dalam menanggapi maraknya pembakaran kitab suci umat Muslim, kini pemerintah Denmark akan berusaha untuk “menemukan alat hukum” yang akan memungkinkan pihak berwenang di negara itu, untuk mencegah pembakaran Al-Quran di depan kedutaan negara lain di Denmark. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri, Lars Lokke Rasmussen, pada Minggu, 30 Juli 2023.
“Pembakaran sangat ofensif dan tindakan sembrono yang dilakukan oleh beberapa individu ini tidak mewakili nilai-nilai yang dibangun masyarakat Denmark,” kata Rasmussen secara terpisah dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Sundaily, Senin, 31 Juli 2023.
“Oleh karena itu, pemerintah Denmark akan menjajaki kemungkinan campur tangan dalam situasi khusus di mana, misalnya, negara, budaya, dan agama lain dihina, dan di mana hal ini dapat menimbulkan konsekuensi negatif yang signifikan bagi Denmark, paling tidak berkaitan dengan keamanan,” lanjutnya.
Al-Quran
- pixabay
Denmark dan Swedia menjadi sorotan internasional dalam beberapa pekan terakhir menyusul protes anti-Islam.
Dalam hal ini, Al-Quran, yang merupakan kitab suci umat Muslim, telah dirusak atau dibakar. Tindakan intoleran ini juga menyinggung umat Islam di seluruh dunia.
Kedua negara mengatakan mereka menyesalkan pembakaran Al-Quran, tetapi tidak dapat mencegahnya di bawah aturan yang melindungi kebebasan berbicara.
Dalam pernyataannya, Rasmussen menambahkan bahwa tindakan apa pun yang diambil tentu harus dilakukan dalam kerangka kebebasan berekspresi yang dilindungi konstitusi.
"Dan dengan cara yang tidak mengubah fakta bahwa kebebasan berekspresi di Denmark memiliki ruang lingkup yang sangat luas," pungkasnya.
