IMF:Krisis Eropa Perlambat Pemulihan Global

Presiden Bank Dunia dan Direktur IMF
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Usai dihantam resesi, ekonomi dunia tengah pulih lebih cepat dari perkiraan. Namun, masalah saat ini adalah krisis utang Eropa telah meningkatkan risiko keuangan. Maka, pemerintah di berbagai negara perlu segera membangun kembali kepercayaan publik yang tengah goyah.

Demikian menurut penilaian terkini Dana Moneter Internasional (IMF). Lembaga kreditur yang berbasis di Washington DC itu, Kamis 8 Juli 2010, menerbitkan laporan "World Economic Outlook," yang muncul per tiga bulan.  

Dalam laporan terbaru itu, IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang diumumkan April lalu, yakni dari 4,1 persen menjadi 4,5 persen. 

IMF juga mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi di AS, dari 2,7 persen menjadi 3,3 persen. Untuk negara-negara Eropa pengguna mata uang tunggal (euro), yang tengah dilanda krisis keuangan, proyeksi pertumbuhan ekonomi masih tetap 1 persen.

Namun, IMF mengingatkan bahwa risiko yang dihadapi ekonomi global kini naik secara tajam akibat masalah keuangan di Eropa. Menurut lembaga pemberi utang itu, para pemimpin di Eropa harus segera bertinda untuk mengatasi masalah utang negara masing-masing sekaligus memulihkan kepercayaan dalam sistem perbankan mereka.

IMF mewanti-wanti bahwa risiko-risiko utang Eropa tengah mengancam kawasan-kawasan lain dan bisa membawa kemunduran. Peringatan itu disampaikan dalam laporan Global Financial Stability Report.  

Indikator-indikator ekonomi global Mei lalu stabil pada level tinggi. Output industri dan perdagangan mencetak pertumbuhan dua digit.

Menurut IMF, terjadi pemulihan berskala menengah di negara-negara ekonomi maju dan pertumbuhan yang kuat di negara-negara berkembang. Perekonomian di Asia tahun ini diyakini pulih secara meyakinkan. Ini berkat melonjaknya tingkat ekspor dan menguatnya permintaan dalam negeri.

Itulah sebabnya IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China, dari 10 persen seperti yang diumumkan April lalu menjadi 10,5 persen. Jepang turut naik, dari 1,9 persen menjadi 2,4 persen. Begitu pula India, dari 8,8 persen menjadi 9,4 persen.

Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di Asia diperkirakan naik, dari 7 persen berdasarkan proyeksi sebelumnya menjadi 7,5 persen. 

Namun, IMF memperingatkan bahwa gangguan pemulihan di Eropa turut berpengaruh ke Asia melalui lemahnya arus perdagangan dan keuangan. Sejumlah data yang kurang mengecewakan di ekonomi-ekonomi maju dalam beberapa pekan terakhir telah menggoyahkan kepercayaan publik atas menguatnya kebangkitan ekonomi dari resesi tahun lalu.

Menurut IMF, para pemimpin Eropa harus segera membangun kepercayaan. Mereka pun harus mengatasi ketidakpastian di dunia perbankan dan atas utang pemerintah serta risiko-risiko lain. Pihak debitur harus punya modal yang cukup dan pasar juga harus memiliki likuiditas yang layak. (Associated Press) (hs)

Bocoran Hasil Pertemuan Jokowi dengan Prabowo-Gibran di Istana
Ilustrasi parenting/orangtua dan anak.

Waspadai Pergaulan Bebas Anak: Kenali Dampak dan Tips Pencegahannya

Di era modern ini perkembangan teknologi dan informasi yang pesat membawa pengaruh besar bagi kehidupan termasuk bagi anak-anak yang bisa saja terjerumus pergaulan bebas

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024