Ibu Negara Ukraina Desak Rusia Kembalikan Anak-anak Ukraina
- ABC News
Kiev – Ibu Negara Ukraina, Olena Zelenska, telah meminta para pemimpin dunia untuk membantu memastikan kembalinya ribuan anak-anak Ukraina, yang "diambil" secara paksa oleh Rusia. Media pemerintah Belarusia menerbitkan foto-foto puluhan anak-anak Ukraina yang tiba di Belarus dari wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.
Berbicara di sela-sela Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA), Zelenska mengatakan lebih dari 19.000 anak-anak Ukraina telah dipindahkan atau dideportasi secara paksa ke Rusia atau wilayah yang didudukinya.
Sejauh ini yang dibawa pulang baru 386 orang.
"Di Rusia, mereka diberitahu bahwa orang tua mereka tidak membutuhkan mereka, bahwa negara mereka tidak membutuhkan mereka, bahwa tidak ada seorang pun yang menunggu mereka,” kata Zelenska, melasir Al Jazeera, Senin, 25 September 2023.
“Anak-anak yang diculik diberitahu bahwa mereka bukan lagi anak-anak Ukraina, mereka adalah anak-anak Rusia," lanjutnya.
Pihak berwenang Ukraina juga sedang menyelidiki lebih dari 230 kasus kekerasan seksual yang dilakukan tentara Rusia terhadap warga sipil, termasuk 13 anak-anak, menurut Zelenska. Dia mengatakan korban anak-anak tersebut terdiri dari 12 perempuan dan satu laki-laki, dengan korban termuda baru berusia empat tahun pada saat dugaan kejahatan terjadi.
“Saya meminta bantuan Sekretaris Jenderal PBB dan seluruh organisasi untuk membantu kami menyelamatkan anak-anak Ukraina,” pinta Zelenska.
“Bantu kami menerima informasi tentang anak-anak yang dibawa ke Rusia… Bantu kami membawa anak-anak keluar dari wilayah pendudukan melalui koridor khusus yang aman. Anak-anak kami membutuhkan keadilan.”
Seruan tersebut disampaikan ketika Belta, kantor berita milik pemerintah Belarus, melaporkan 48 anak dari wilayah Donetsk, Luhansk dan Zaporizhia tiba di negara tersebut, sekutu dekat Rusia, untuk “liburan tiga minggu” pada hari Selasa. Anak-anak yang terlihat turun dari kereta membawa ransel dan koper, sebagian besar terlihat dengan wajah dan khidmat.
Belta mengatakan "inisiatif" ini diselenggarakan oleh badan amal Belarusia yang didukung oleh Presiden Alexander Lukashenko, yang sebelumnya menyebut pemindahan yang didanai negara sebagai program “pemulihan”.
“Presiden, meskipun ada tekanan dari luar, mengatakan proyek kemanusiaan yang penting ini harus dilanjutkan,” kata Alexei Talai, kepala badan amal tersebut, seperti dikutip oleh kantor berita tersebut. “Semua rakyat Belarusia,” katanya, ingin membantu “anak-anak dari kota-kota bobrok di wilayah baru Rusia.”
Pada bulan Maret, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan komisaris hak anak Rusia, Maria Lvova-Belova. Para hakim di Den Haag mengatakan mereka menemukan alasan yang masuk akal untuk meyakini keduanya bertanggung jawab atas kejahatan perang, termasuk deportasi ilegal dan pemindahan anak-anak dari wilayah pendudukan Ukraina ke Rusia.
Pada bulan Juni, tokoh oposisi Belarusia memberikan materi kepada ICC, yang menurut mereka menunjukkan lebih dari 2.100 anak-anak Ukraina dari setidaknya 15 kota di Ukraina yang diduduki Rusia telah dipindahkan secara paksa ke Belarus dengan persetujuan Lukashenko.
Ukraina mengatakan anak-anak tersebut diindoktrinasi dan dirampas identitas nasionalnya, yang oleh Presiden Volodymyr Zelensky digambarkan sebagai genosida dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB pada hari Selasa pekan lalu.
“Anak-anak di Rusia diajari untuk membenci Ukraina, dan semua hubungan dengan keluarga mereka terputus,” kata Zelensky dalam pidatonya. “Ini jelas merupakan genosida.”
Rusia membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa mereka telah menyelamatkan anak-anak Ukraina dari kengerian perang.
Lebih dari 500 anak-anak telah terbunuh di Ukraina sejak Rusia memulai invasi besar-besaran terhadap negara tetangganya sekitar 19 bulan yang lalu, dan ratusan lainnya terluka.