Hamas Yakin Bisa Mempertahankan Jalur Gaza dari Invansi Israel ke Palestina
- AP Photo/Ohad Zwigenberg
Palestine – Militer Hamas Palestina yakin mereka akan bisa melawat invasi darat yang selama ini telah digempur oleh Israel terhadap Jalur Gaza. Hamas juga menyatakan perlawanan mereka akan memicu kerugian besar di Jalur Gaza tersebut.
"Kami menegaskan kembali kesiapan kami, dengan pertolongan Tuhan, dalam aspek pertahanan," kata juru bicara Brigade Qassam Abu Obeida dalam sebuah pesan video seperti dilansir dari laman Al Jazeera.
"Dan isyarat musuh untuk memperluas agresi melalui darat akan mendorong kami untuk mengaktifkan opsi baru yang akan menimbulkan kerugian besar pada musuh," tegas Obeida dalam pernyataan tersebut.
Meski saat ini tengah diserang oleh militer Israel, Hamas mengaku bahwa infrastruktur militer yang mereka miliki memungkinkan bisa bertahan efektif di Jalur Gaza yang belum sempat disaksikan oleh pihak Israel sebelumnya.
Seperti diketahui, Israel telah mengerahkan pasukan dan peralatan militer ke dekat perbatasan yang berada di luar jalur Gaza. Dikatakan juga bahwa ada ratusan ribu tentara Israel yang disiapkan di perbatasan sehingga tak heran banyak warga Palestina meninggal dunia.
Namun, sampai saat ini Israel masih terus melanjutkan pengiriman bom via udara terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Seperti diketahui, Israel menggempur Jalur Gaza sebagai serangan pekan lalu.Serangan tersebut dikatakan menewaskan sekitar 1.200 warga Israel. Di jalur gaza korban tewas akibat serangan tersebut telah mencapai sekitar 1.4 juta orang.
Bukan hanya itu saja, Israel juga telah memberlakukan pengepungan total di jalur Gaza dengan cara memutus pasokan listrik, air dan bahan bakar ke sana. Menteri Energi Israel, Israel Katz, bahkan mengatakan bahwa negaranya tidak akan mengizinkan pasokan kebutuhan dasar.
Padahal, masyarakat di Jalur Gaza sangat memerlukan kebutuhan dasar dan bantuan kemanusiaan sampai Hamas membebaskan negara dalam akhir pekan tersebut.
Setidaknya, 150 orang warga Israel, orang asing dan warga dengan keprianda diculik oleh kelompok Hamas dan di bawa ke Jalur Gaza dalam serangan mematikan pada 7 Okrober 2023 lalu tersebut.