- AP Photo/Dario Lopez-Mills
VIVAnews - Para sipir dan pejabat di sebuah penjara di Meksiko utara telah membiarkan para napi ke luar tahanan, dan meminjamkan senjata untuk membantai 17 orang pada sebuah pesta.
Setelah membantai secara keji, para napi kembali ke sel mereka. Tidak hanya itu, mereka bahkan dipinjamkan kendaraan dinas melakukan pembunuhan terkait bisnis narkoba di kota Torreon, Meksiko.
Penjara tempat mereka bermukim berada di Gomez Palacio, negara bagian Durango, Meksiko bagian utara. Lokasi pembantaian tak jauh dari lokasi sel tahanan.
Kejaksaan Agung setempat mengatakan ini temuan yang mengejutkan. "Menurut saksi, para tahanan mendapat izin keluar penjara dari kepala penjara untuk melakukan serangan balas dendam. Mereka juga menggunakan kendaraan dinas dan memakai senjata penjaga untuk aksi eksekusi itu," kata juru bicara Kejaksaan Agung Meksiko, Ricardo Najera, Minggu 24 Juli 2010.
Pemerintah Meksiko mengatakan kepala penjara dan tiga pejabat lainnya di Gomez Palacio, kini dikenakan semacam tahanan rumah sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Jaksa mencurigai kasus tiga penembakan massal sebelumnya, termasuk serangan pada 18 Juli pada satu pesta di kota Torreon, dekat Gomez Palacio. Dalam insiden itu, pria bersenjata menembak membabi buta ke kerumunan orang, mengaklibatkan 17 nyawa melayang, termasuk perempuan.
Polisi menemukan lebih dari 120 selongsong peluru di tempat kejadian. Jaksa Najera mengatakan hasil uji senapan ternyata peluru itu cocok dengan empat senapan serbu yang biasa digunakan sipir di penjara itu.
Jaksa juga mencurigai serangan sama di dua bar di Torreon, ibukota negara bagian Coahuila utara. Setidaknya 16 tewas dalam dua aksi serangan sebelumnya, 1 Februari dan 15 Mei.
Najera menuding pembunuhan itu bermotif sengketa persaingan kartel narkoba. Coahuila, dan wilayah seputar Durango, adalah bagian dari sejumlah negara bagian di utara Meksiko yang kerap meyaksikan aksi kekerasan terkait bisnis narkoba. Para pejabat setempat menyebutkan sebagai pertempuran dua kartel besar, antara Gulf dan Zeta.
Menteri Dalam Negeri Meksiko Fransisco Blake mengatakan aksi itu adalah peringatan bagi para pejabat setempat untuk segera mengatasi kebobrokan penegakkan hukum di wilayahnya. "Kita tak bisa membiarkan hal ini terjadi lagi," ujarnya. (Associated Press)