- Pixabay
Berlin – Gelombang panas selama empat bulan terpanas tahun ini menyebabkan lebih dari 150.000 kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Hal itu diungkapkan oleh penelitian, yang dirilis, pada Rabu, 15 Mei 2024.
"Antara tahun 1990 dan 2019, kematian akibat gelombang panas menyumbang 153.078 per tahun, total 236 kematian per sepuluh juta penduduk atau 1 persen kematian global," menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Monash University di Australia.
Gelombang Cuaca Luar Biasa Panas Melanda Asia Selatan dan Tenggara
- AARON FAVILA / AP
Dilansir dari The Sundaily, para peneliti memeriksa kematian dan suhu harian di 750 lokasi di 43 negara sebagai bagian dari penelitian ini.
Mereka menemukan bahwa meskipun Asia memiliki perkiraan jumlah kematian tertinggi, Eropa memiliki tingkat penyesuaian populasi tertinggi, yaitu 655 kematian per sepuluh juta penduduk.
Di tingkat nasional, Yunani, Malta, dan Italia mempunyai rasio kematian berlebih tertinggi.
Secara keseluruhan, perkiraan tingkat kematian akibat gelombang panas terbesar terjadi di daerah beriklim kering dan berpenghasilan menengah ke bawah, kata para peneliti.
Ilustrasi cuaca panas
- Pixabay
“Dalam konteks perubahan iklim, sangat penting untuk mengatasi dampak gelombang panas yang tidak merata terhadap kesehatan manusia. Hal ini memerlukan pendekatan komprehensif yang tidak hanya mengatasi risiko kesehatan selama gelombang panas, namun juga menerapkan strategi jangka panjang untuk meminimalkan kerentanan dan kesenjangan,” kata para peneliti.
“Temuan ini menunjukkan potensi manfaat dari tindakan pemerintah untuk meningkatkan adaptasi dan ketahanan sektor kesehatan, sehingga menyebabkan kesenjangan di seluruh masyarakat,”
