MILF Ingin Malaysia Tetap Jadi Fasilitator

Pasukan Filipina memeriksa kendaraan warga di Kota Ampatuan, Maguindanao
Sumber :
  • AP Photo/Aaron Favila

VIVAnews - Kelompok separatis Filipina, Front Pembebasan Islam Moro (The Moro Islamic Liberation Front/MILF) minta Malaysia tetap menjadi fasilitator dalam perundingan damai dengan pemerintah Filipina yang rencananya akan dilanjutkan setelah bulan ramadan.

Mereka menolak Indonesia menggantikan Malaysia sebagai penengah sebagaimana yang disarankan Presiden Filipina Benigno “Noynoy” Aquino.

MILF mengklarifikasi bahwa mereka bukan menentang penunjukkan Indonesia menggantikan Malaysia, namun Malaysia dinilai masih dapat melakukan pekerjaan mereka dengan baik, sehingga tidak perlu diganti.

"Kami bukannya menentang (Indonesia), tapi Malaysia sudah lebih dulu. Proses fasilitasi yang mereka lakukan sangat baik, jadi mengapa diganti?" ujar kepala petugas informasi yang juga ketua panel perdamaian MILF, Mohagher Iqbal, melalui sambungan telepon seperti dilansir dari laman Dateline Philippine.

Dia mengatakan, bahwa lebih baik mempertahankan Malaysia sebagai fasilitator karena Malaysia telah lama berada di posisi tersebut. Mereka menolak penggantian karena menganggap tidak ada alasan yang jelas mengapa Malaysia digantikan Indonesia.

"Jika memang terdapat permasalah perdamaian, bukan karena Malaysia, namun karena permasalahan yang ada di sini, di Filipina," ujarnya.

Pada bulan lalu, hal serupa sudah disampaikan anggota senior panel perdamaian MILF, Lanang Ali. Menurutnya, penggantian Malaysia dengan Indonesia hanya akan menambah permasalahan yang ada. Hal ini karena fasilitator haruslah mempunyai pengetahuan yang baik mengenai keseluruhan proses perdamaian yang sudah berlangsung, sehingga dapat memandu proses perdamaian dengan lebih baik.

Malaysia, yang menjadi fasilitator sejak tahun 2001, dinilai MILF telah cukup lama berkecimpung dan telah hapal betul permasalahan yang ada.

Pendatang baru dianggap akan meraba-raba dalam gelap mengenai di mana proses perdamaian bermula dan ke arah mana masalah ini akan dibawa, dan seringkali karena kekurangan pengetahuan itu malah hanya akan membawa perundingan ke arah yang tidak jelas.

"Fasilitasi berarti merekam dan memiliki komunikasi yang baik, Malaysia sangat baik di keduanya. Mengapa mengambil resiko yang akan menempatkan semua proses menjadi tidak stabil dan tidak jelas?” ujar Ali pada sebuah artikel di website MILF.

Perundingan damai antara pemerintah dan MILF mengalami jalan buntu pada tahun 2008 setelah Mahkamah Agung mengumumkan bahwa Memorandum Kesepakatan Wilayah Nenek Moyang tidak sesuai dengan konstitusi Filipina. Memorandum ini yang nantinya akan menjadi pembentuk daerah Bangsamoro.

Keputusan ini semakin menambah gencar pertempuran antara MILF dengan tentara pemerintah, mengakibatkan 700.000 penduduk Mindanao diungsikan. Puluhan ribu dari pengungsi belum kembali kerumahnya semenjak itu. (umi)

Houthi Tuding Arab Saudi hingga Rusia, China dan Iran Mulai Satukan Kekuatan
Sheila on 7

Terpopuler: Beberapa Selebgram Ditangkap Polres Jaksel, hingga Daftar Harga Tiket Konser Sheila On 7

Berikut deretan 4 rangkuman artikel terpopuler kanal Showbiz VIVA.co.id dalam Round Up sepanjang edisi Selasa 23 April 2024:

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024