Tegas! Arab Saudi Tak Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel Tanpa Palestina Merdeka
- Ist
Riyadh, VIVA – Arab Saudi telah menegaskan kembali bahwa mereka tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Hal itu disampaikan oleh kementerian luar negeri Saudi dalam sebuah pernyataan, yang menekankan posisi kerajaan yang tegas dan tak tergoyahkan.
"Arab Saudi akan terus melanjutkan upayanya yang gigih untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa hal itu," kata Menlu Saudi di akun X miliknya.
bendera Palestina
- Brahim Guedich/Wikimedia
Pernyataan itu muncul setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan optimisme tentang kemungkinan kesepakatan damai dengan Riyadh selama konferensi pers bersama dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, pada Selasa, 4 Februari 2025.
"Saya pikir perdamaian antara Israel dan Arab Saudi tidak hanya mungkin, saya pikir itu akan terjadi," kata Netanyahu, seraya menambahkan bahwa dia dan Trump berkomitmen untuk mencapainya.
Selama konferensi pers, Trump mengungkapkan bahwa dia telah membahas proposal untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza dengan para pemimpin Timur Tengah lainnya, dengan mengklaim bahwa mereka mendukung gagasan tersebut.
"Para pemimpin lainnya menyukai gagasan itu," ujar Trump, dikutip dari Alarabiya, Rabu 5 Februari 2025.
Namun, sehari sebelumnya, lima menteri luar negeri Arab dan seorang pejabat senior Palestina telah mengirim surat bersama kepada Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang menentang rencana apa pun untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza.Â
Wilayah di bagian timur dan barat Gaza Utara menyaksikan gelombang pengungsian warga Palestina pada Sabtu malam, 5 Oktober 2024, di tengah pemboman udara dan artileri intensif Israel, menurut laporan seorang wartawan Anadolu.
- ANTARA/Anadolu
Surat tersebut, yang ditandatangani oleh menteri luar negeri Yordania, Mesir, Arab Saudi, Qatar, dan UEA, beserta penasihat presiden Palestina Hussein al-Sheikh pertama kali dilaporkan oleh Axios.
Surat tersebut menyusul pertemuan para diplomat tinggi di Kairo selama akhir pekan, yang menggarisbawahi penentangan kuat regional terhadap pemindahan paksa.