China Tolak Keras Rencana Pemindahan Paksa Warga Palestina dari Gaza oleh AS
- ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad
Beijing, VIVA – Kementerian Luar Negeri China menyatakan penolakan terhadap rencana pemindahan paksa warga Palestina dari Jalur Gaza. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam sebuah konferensi pers di Beijing pada Rabu 5 Februari 2025, mengungkapkan, "Kami menentang pemindahan paksa warga Gaza, dan berharap pihak-pihak terkait memanfaatkan gencatan senjata dan masa pascakonflik di Gaza untuk membawa masalah Palestina ke jalur yang lebih tepat."
Pernyataan ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa 4 Februari 2025Â mengungkapkan bahwa AS berencana untuk mengambil alih Jalur Gaza, yang terdampak perang, setelah warga Palestina dipindahkan ke lokasi lain. Trump juga berencana untuk mengembangkan ekonomi Gaza.
Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Trump menyatakan ingin memindahkan warga Palestina dari Gaza secara permanen ke negara-negara tetangga seperti Yordania, Mesir, atau negara Arab lainnya.
Lin Jian menegaskan bahwa China berpegang pada prinsip bahwa "warga Palestina memerintah Palestina" sebagai landasan bagi pemerintahan pascakonflik di Gaza. China juga mendukung penyelesaian masalah Palestina melalui negosiasi politik berbasis solusi dua negara, yang diyakini dapat mewujudkan perdamaian abadi di Timur Tengah.
"China sangat teguh dalam prinsip bahwa Palestina harus memerintah Palestina. Kami menentang pemindahan paksa warga Gaza dan berharap pihak-pihak terkait memanfaatkan gencatan senjata untuk membawa masalah Palestina kembali ke jalur penyelesaian politik yang tepat," tambah Lin Jian.
Presiden Trump juga menyatakan bahwa AS akan bertanggung jawab untuk membersihkan bom yang belum meledak dan senjata lainnya di Gaza, serta mengembangkan wilayah tersebut untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kondisi ekonomi. Namun, ketika ditanya siapa yang akan tinggal di Gaza, Trump menyebut wilayah tersebut bisa menjadi "Riviera" di Timur Tengah, tempat yang dapat dihuni oleh masyarakat dunia.
Presiden AS Terpilih Donald Trump.
- (AP Photo/Julia Demaree Nikhinson)
Netanyahu mendukung ide Trump, menyebutnya sebagai gagasan yang segar dan cemerlang. Namun, Trump tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana AS berencana untuk mengambil alih Gaza dan mengelolanya dalam jangka panjang.
Sebelumnya, Trump menyarankan bahwa warga Palestina di Gaza tidak memiliki pilihan selain meninggalkan daerah tersebut, yang membutuhkan pembangunan kembali setelah 16 bulan perang antara Israel dan Hamas. Usulan ini mendapat penolakan keras dari pemimpin negara-negara Muslim dan Arab serta beberapa negara Eropa, seperti Prancis.
Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, juga mengkritik rencana pemindahan warga Gaza oleh Trump, menyebutnya sebagai pengusiran dari tanah mereka.