PM China dan Jepang Masih "Enggan" Bertemu

PM baru Jepang, Naoto Kan (kanan) bersama mantan PM Yukio Hatoyama
Sumber :
  • AP

VIVAnews - Pemimpin China dan Jepang dipastikan hadir dalam pertemuan dwitahunan tingkat pemimpin Forum Asia-Eropa (ASEM) di Brussels, Belgia, 6-8 Oktober 2010. Namun, mengingat konflik diplomatik China - Jepang belum reda, kedua pemimpin tidak akan saling bertemu.

Perdana Menteri (PM) Jepang, Naoto Kan, akan menggunakan forum ASEM sebagai ajang mengumpulkan dukungan terkait permasalahan negaranya dengan China.

Citroen Luncurkan Mobil SUV Terbaru di Indonesia, Harga Rp200 Jutaan

“Sangat penting untuk menjelaskan dengan rinci mengenai posisi negara kami. Saya akan menjelaskan posisi tersebut dan pandangan saya mengenai masalah ini dengan perspektif yang lebih luas,” ujar Kan.

Namun, tidak akan ada sesi khusus yang mempertemukan Kan dengan PM China, Wen Jiabao. Pada September lalu, Kan dan PM China, Wen Jiabao, sama-sama hadir di sidang tahunan PBB di New York, AS. Namun, Beijing tidak sudi mempertemukan Wen dengan Kan.

Tantrum Anak Bukan Hal Seram! Ini Rahasia Mengatasinya dengan Bijak

Ketegangan diplomatik China dan Jepang berawal dari penangkapan seorang kapten kapal asal Tiongkok di perairan dekat suatu pulau yang masih dipersengketakan kedua negara awal September lalu. Jepang menyebut pulau itu Senkaku, sedangkan China Diaoyu.

China "membalas," yaitu dengan menahan empat warga Jepang. Sampai kini ketegangan antara kedua pemerintah masih berlanjut walau kapten kapal asal China telah dibebaskan dan tiga dari empat warga Jepang juga telah dipulangkan.

China menuntut Jepang untuk minta maaf dan memberi ganti rugi karena melakukan penangkapan "secara ilegal." Jepang menolak tuntutan maaf itu dan, sebaliknya, menggugat Jepang untuk mengganti kerugian atas ditabraknya kapal patroli mereka oleh kapal penangkap ikan asal China. 

Keputusan Kan untuk mengikuti ASEM diambilnya pada saat-saat terakhir. Pemerintah Jepang menganggap ini adalah sebuah kesempatan untuk memberikan pemahaman mengenai pandangan Jepang dan permasalahan China yang sedang memperluas kekuatan militer dan maritimnya di seluruh Asia.

Menteri Luar Negeri Jepang, Seiji Maehara, mendesak kedua negara untuk mencari cara memperbaiki hubungan menyusul demonstrasi anti-China yang marak beberapa pekan terakhir.

“Jepang dan China, sebagai tetangga baik, harus mencari jalan untuk menjaga eratnya hubungan ini dengan membangun hubungan yang strategis yang akan menguntungkan kedua belah pihak,” ujar Maehara.

Komentar Maehara ini dikeluarkan untuk menangkal reaksi buruk atas komentar sebelumnya yang dikeluarkan oleh anggota parlemen dari partai Demokrat, Yukio Edano, yang mengatakan bahwa China adalah tetangga yang jahat dan sebuah negara tanpa penegakan hukum.

Pada pertemuan ASEM, Kan dijadwalkan akan bertemu dengan beberapa pemimpin dunia, termasuk diantaranya adalah Presiden Korea Selatan, Lee Myung Bak.

Pertemuan ASEM sebagian besar agendanya adalah membicarakan perekonomian dan keuangan dunia. Forum ini digunakan oleh negara-negara di Eropa untuk memperkuat hubungan dengan Asia yang kini merupakan kekuatan ekonomi dunia.

Salah satu yang menjadi sorotan utama adalah peran China dalam perdagangan dunia. China dinilai menurunkan nilai mata uangnya, yuan, yang akhirnya merugikan perdagangan negara-negara AS dan Eropa. (Associated Press)

Fakta-fakta Dua Helikopter AL Malaysia Tabrakan di Udara, 10 Orang Tewas
Sidang Putusan Sidang Perselisihan Hasil Pemilu 2024 di MK

Apindo Sebut Keputusan MK Beri Kepastian Investasi dan Ekonomi

Apindo menyatakan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa Pilpres membawa angin segar bagi perekonomian RI, baik dari sisi investasi dan dunia usaha.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024