Prabowo Harap Ada Terobosan Perjuangkan Palestina Usai Lawatan ke Timur Tengah
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Amman, VIVA – Presiden Prabowo Subianto, mengaku mendapatkan update yang jernih terkait rencana evakuasi sementara 1.000 warga Gaza, Palestina usai melakukan lawatan ke sejumlah negara di Timur Tengah.Â
Dia berharap, akan ada terobosan baru dalam upaya memperjuangkan rakyat Gaza, Palestina.
"Alhamdulillah kita dapat update yang jernih, kita berharap mungkin dalam waktu dekat akan ada terobosan ke arah yang baik. Tentunya kita harus menghitung dan membela kepentingan semua pihak, terutama kepentingan rakyat Palestina," ucap Prabowo.
Dalam lawatannya ke Yordania, Prabowo mengaku juga berbicara mengenai masalah Gaza dengan Raja Abdullah II bin Al-Hussein.
"Kita juga bicara masalah Gaza, bagaimana kita bisa membantu dari segi kemanusiaan," tutur dia.
Di sisi lain, Prabowo menyebut Indonesia dan Yordania mendesak agar segera ada gencatan senjata di Gaza, Palestina.
"Juga kita mendesak segera ada gencatan senjata, dan kita akan menawarkan apa yang bisa kita bantu untuk mempercepat proses perdamaian," tandas Prabowo.
Sebelumnya diberitakan, Presiden RI Prabowo Subianto melakukan lawatan ke lima negara di Timur Tengah. Negara yang dimaksud yakni Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania.
Dalam lawatannya tersebut, Prabowo akan meminta dukungan terkait rencana Indonesia untuk mengevakuasi 1.000 warga Gaza, Palestina.Â
Prabowo menyebut, warga yang dievakuasi merupakan warga yang terluka akibat genosida Israel maupun anak-anak yatim piatu.
"Mereka yang luka-luka, mereka yang kena trauma, anak-anak yatim piatu siapapun," kata Prabowo di Pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu, 9 April 2025.
"Indonesia, kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka, kita perkirakan mungkin jumlahnya 1.000 (orang) untuk gelombang pertama," sambungnya.
Prabowo menekankan, syarat evakuasi yaitu warga Palestina harus menyetujui evakuasi tersebut. Lalu, keberadaan warga yang dievakuasi bersifat sementara.
Mereka nantinya akan dikembalikan saat sudah sembuh atau saat Palestina memungkinkan menjadi tempat tinggal.Â