Riyadh Air Bersedia Beli Pesawat Boeing yang Ditolak China

Pesawat Boeing 737 Max.
Sumber :
  • AP Photo/Elaine Thompson

Riyadh, VIVA – CEO Riyadh Air Tony Douglas, pada Senin, 28 April 2025, mengatakan bahwa maskapai rintisan Saudi itu siap membeli pesawat Boeing yang ditujukan untuk maskapai China, jika pesawat itu tidak terkirim karena perang dagang yang meningkat antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

PM China Li Qiang Bakal Temui Prabowo, Tiba di RI Sabtu Sore

Boeing berencana untuk menjual kembali puluhan pesawat yang kemungkinan besar tidak akan masuk ke China karena tarif, setelah memulangkan jet ketiga ke Amerika Serikat, dan menuai kritik baru terhadap Beijing dari Presiden AS Donald Trump.

"Apa yang telah kami lakukan... adalah menjelaskan dengan sangat jelas kepada Boeing, jika (China menolak) itu terjadi, kami akan dengan senang hati menerima semuanya," kata Douglas, dikutip dari Alarabiya, Senin 28 April 2025.

PM China Akan Kunjungan ke Jakarta, CFD di Sudirman-Thamrin Minggu 25 Mei 2025 Ditiadakan

Boeing 737 Max

Photo :
  • Boeing

Boeing mengambil langkah yang langka dengan secara terbuka menandai penjualan pesawat potensial tersebut selama minggu lalu, dengan mengatakan bahwa tidak akan ada kekurangan pembeli di pasar jet yang ketat.

Polisi di China Pura-pura Jadi Copet agar Warga Selalu Waspada

Riyadh Air, yang didukung oleh Dana Investasi Publik Arab Saudi, telah memesan pesawat dari Boeing dan Airbus sebelum peluncurannya, termasuk 60 jet berbadan sempit A321 dari Airbus pada bulan Oktober dan hingga 72 Boeing 787 Dreamliner yang dipesan pada bulan Maret 2023.

Maskapai penerbangan tersebut tidak memperkirakan penundaan pengiriman dari kedua maskapai akan segera teratasi.

Douglas mengatakan Riyadh Air tidak melihat adanya dampak pada permintaan perjalanan ke dan dari ibu kota kerajaan tersebut dari ketidakpastian ekonomi makro global.

Dia juga menambahkan bahwa perusahaan berencana untuk mengumumkan pesanan untuk jet berbadan lebar musim panas ini.

Pesawat Boeing 737 Max.

Photo :
  • AP Photo/Elaine Thompson

Maskapai penerbangan tersebut, yang bertujuan untuk meluncurkan pada kuartal keempat, telah mempekerjakan 500 karyawan dan bermaksud untuk meningkatkan tenaga kerjanya menjadi 1.000 selama 9 hingga 12 bulan ke depan.

Setelah itu, perekrutan pilot dan awak kabin akan terus berlanjut saat pesawat dikirimkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya