AS Klaim Tangkap Komandan ISIS saat Operasi Militer di Irak-Suriah
- army.mil
Washington, VIVA – Pejabat militer Amerika Serikat (AS) pada 4 Juni mengumumkan penahanan seorang pemimpin kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) selama operasi koalisi internasional di Irak dan Suriah. Operasi tersebut juga menewaskan dua anggota ISIS lainnya.
Dilansir The Straits Times, Komando Pusat AS (Centcom) melalui platform X menyatakan bahwa operasi, yang berlangsung dari 21 hingga 27 Mei, "berfungsi untuk mengganggu dan melemahkan" kemampuan ISIS untuk "membangun kembali, merencanakan, mengatur, dan melakukan serangan terhadap warga sipil dan pasukan AS serta mitra di wilayah tersebut."
VIVA Militer: Kelompok teroris ISIS
- arabnews.com
Dalam kampanye yang sedang berlangsung, militer AS melaporkan dua anggota ISIS tewas, dua ditahan—termasuk seorang pemimpin ISIS—dan beberapa senjata disita dari enam operasi yang dilakukan, dengan lima di Irak dan satu di Suriah.
"Operasi seperti ini menggarisbawahi komitmen Centcom, bersama dengan sekutu dan mitra kami, untuk mengalahkan ISIS di wilayah tersebut," kata Komandan Centcom Michael Erik Kurilla dalam sebuah pernyataan.
Sel-sel ISIS Masih Aktif
Operasi di Irak dilakukan oleh pasukan Irak di wilayah utara, tempat sel-sel ISIS tetap aktif dan melakukan serangan sporadis terhadap tentara dan polisi Irak.
Pada tahun 2014, ISIS mendeklarasikan "kekhalifahan" setelah merebut sebagian besar wilayah Irak dan Suriah, memulai pemerintahan yang ditandai dengan kekejaman. Pasukan Irak yang didukung oleh koalisi internasional mengalahkan ISIS pada akhir tahun 2017, dan kelompok tersebut kehilangan wilayah terakhirnya di Suriah dua tahun kemudian.
Meskipun demikian, kelompok tersebut masih mempertahankan kehadirannya di timur laut Suriah, di mana mereka secara khusus menargetkan pasukan yang dipimpin Kurdi. Di Irak, mereka sebagian besar melakukan serangan di daerah pedesaan.
VIVA Militer: Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
- Fox News
Sekitar 2.500 tentara Amerika dikerahkan di Irak, yang kini menganggap pasukan keamanannya mampu menghadapi para jihadis. AS dan Irak mengumumkan pada akhir September 2024 bahwa koalisi internasional akan mengakhiri misi militernya selama satu dekade di Irak federal dalam waktu satu tahun, dan pada September 2026 di wilayah otonomi Kurdistan.
Selama lawatannya baru-baru ini di Teluk, Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden sementara Suriah Ahmed al-Sharaa di Arab Saudi dan mengumumkan pencabutan sanksi terhadap Suriah.