Diculik Pasukan Israel, Greta Thunberg Minta Swedia Bertindak

Greta Thunberg.
Sumber :
  • Instagram/gretathunberg

Stockholm, VIVA – Greta Thunberg, aktivis lingkungan asal Swedia, mengungkapkan bahwa dirinya diculik oleh pasukan Israel saat menjalankan misi penyaluran bantuan ke Gaza. Pernyataan tersebut disampaikan Thunberg melalui sebuah video yang disiarkan pada Senin, di mana ia juga menyerukan agar Swedia mengambil langkah untuk memastikan kebebasan para relawan lainnya.

IRGC: Iran Mampu Serang Israel Setiap Hari Selama 2 Tahun

"Kami telah dicegat dan diculik di perairan internasional oleh pasukan Israel atau pasukan yang mendukung Israel. Saya mendesak semua teman, keluarga, dan kawan saya untuk menekan pemerintah Swedia agar membebaskan saya dan yang lainnya sesegera mungkin," kata Thurnberg dalam sebuah video yang dipublikasikan oleh Freedom Flotilla Coalition, yang mengoperasikan kapal tersebut.

Israel cegat kapal Madleen bantuan yang menuju Gaza

Photo :
  • Anadolu
48 Perusahaan yang Terlibat Genosida Israel di Gaza

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa militer Israel menaiki kapal pesiar Madleen, yang ditumpangi Thunberg dan relawan lainnya menuju Jalur Gaza, lalu saluran komunikasi dengan kapal tersebut terputus.

Otoritas luar negeri Israel kemudian mengatakan bahwa kapal tersebut berlayar menuju ke pantai Negeri Zionis itu, dan bahwa semua penumpang diharapkan untuk kembali ke negara mereka.

Sering Lihat Mayat dan Cium Bau Kematian, Tentara Israel Bunuh Diri di Hutan

Israel menuduh Thunberg mencoba melakukan "provokasi media," tetapi menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang ada di kapal tersebut akan tetap dikirim ke Jalur Gaza melalui saluran kemanusiaan yang ada.

Selain Thunberg, Madleen yang berbendera Inggris juga membawa sekitar sepuluh relawan pro-Palestina lainnya. Kapal tersebut berlayar ke Jalur Gaza dari Mesir.

Kapal Madleen yang membawa sejumlah aktivis akan menuju Gaza menyalurkan bantuan

Photo :
  • freedomflotilla.org

Para relawan itu sendiri menyatakan bahwa mereka menuju daerah kantong itu dalam misi kemanusiaan.

Otoritas Israel mengartikan aksi para relawan tersebut sebagai upaya memicu kemarahan publik luas dan menumbuhkan sentimen anti-Israel di dunia di tengah konflik dan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza. (ANT)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya