Tanam Zaitun, Perang Baru Israel-Palestina

Seorang petani Palestina beristirahat usai memanen pohon zaitun
Sumber :
  • AP Photo/Tara Todras-Whitehill

VIVAnews - Penduduk Palestina dan para pemukim Israel di Tepi Barat berlomba-lomba menanam pohon zaitun. Soalnya pohon itu dapat digunakan mengklaim wilayah mereka.

Itulah sebabnya, persaingan menanam pohon zaitun antara warga Palestina dan Israel sarat dengan aksi kekerasan. Perampokan, pembakaran, dan perusakan sering melanda perkebunan zaitun.

Pohon zaitun banyak terdapat di daerah perbukitan Burqa, Tepi Barat. Bagi Palestina, kawasan itu sejak lama menjadi penanda wilayah mereka. Pohon ini dianggap telah banyak membantu klaim pendudukan. Kepemilikan tanah di daerah itu tidak selalu dibuktikan lewat dokumen resmi, namun melalui siapa yang menggarap pepohonan zaitun.

“Kami menanamnya agar mereka [pemukim Yahudi] tidak datang dan merebutnya,” ujar seorang petani Palestina, Ghassan Seif, 48, seperti dikutip kantor berita Associated Press.

Seif dan keluarganya secara turun-temurun menanami tanah di daerah Burqa dengan pohon zaitun. Pada Oktober ini adalah waktu panen bagi dia dan keluarganya. Sementara itu, sekitar 16 kilometer dari perkebunannya, terdapat perkebunan zaitun milik warga pemukim Israel, Erez Ben-Saadon yang mengatakan bahwa Yahudi lebih dulu menanam zaitun di wilayah itu.

“Sebelum bangsa Arab mengambil alih tanah ini, kami telah menanamnya,” ujar Saadon.

Kompetisi menanam zaitun ini kini menjadi perjuangan kedua belah pihak dalam mengklaim Tepi Barat sebagai wilayah mereka. Warga Palestina takut wilayah yang tidak berzaitun akan direbut oleh pihak Israel, karena tentara Israel akan menyita tanah yang terbengkalai selama lebih dari tiga sampai 10 tahun.

Sindir Heru Budi, Ketua DPRD: Siapapun Pj Gubernurnya Kalau Gak Radikal Ya Jakarta Tetap Banjir

Menurut organisasi Peace Now, Israel telah menyita lebih dari 9700 hektar sehak tahun 1980. Kebanyakan tanah ini digunakan untuk pemukiman Yahudi.

Zaitun dipilih oleh warga Palestina karena pohon ini mudah tumbuh dan tidak membutuhkan banyak perawatan. Pohon ini juga kuat dalam suhu pada musim dingin. Minyak zaitun dijual seharga US$7 per liter atau sekitar US$25 per galon. Bagi 70.000 keluarga miskin Palestina yang menananm lebih dari 10.000 pohon zaitun, uang ini sangat membantu menghidupi mereka.

Namun, perkebunan mereka mendapat ancaman dari pemukim Yahudi. Peace Now mencatat lebih dari 40 serangan terhadap perkebunan zaitun milik warga Palestina. Termasuk diantaranya 20 penebangan pohon yang dilakukan Sabtu, 23 Oktober lalu, di perkebunan dekat pemukiman Yahudi.

Tapi peristiwa itu tak membuat Majdi Suliman, 27, yang telah kehilangan 50 pohonnya, jera. Dia berjanji akan menanam kembali pohonnya setelah musim dingin. “Kami tidak mencari uang di sini. Kami sedang melakukan pembuktian: bahwa ini adalah tanah kami,” ujar Suliman.

Klaim warga Palestina juga ternyata mendapat dukungan dari para pemuka agama Yahudi dari organisasi Rabbi for Human Rights. Suliman mengatakan bahwa Ben-Saadon dan beberapa pemukim lainnya telah menggunakan tanah milik warga Palestina.

Menurut Saadon tanah pertaniannya diberikan oleh tentara Israel. Dia mengatakan tidak punya dokumen kepemilikan dalam bentuk apapun. “Kepemilikan lahan kami telah tertulis di kitab suci,” ujar Ben-Saadon. (np)

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Pegawai Kementerian ESDM
Ilustrasi harga pangan.

Daftar Harga Pangan 25 April 2024: Bawang Merah hingga Daging Sapi Naik

Harga komoditas pangan beberapa masih mengalami kenaikan. Hal itu terjadi pada bawang merah, cabai merah keriting, daging sapi, dan gula konsumsi.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024