Gubernur Ini Dibunuh Pengawal Sendiri

Salman Taseer
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Gubernur provinsi Punjab di Pakistan, Salman Taseer, dibunuh pengawalnya sendiri pada Selasa, 4 Januari 2011 waktu setempat. Diduga pengawalnya ini marah terhadap Taseer, yang gencar menolak hukuman mati kepada para tersangka penghina Islam.

Menurut kantor berita Associated Press, pembunuhan terjadi pada sore hari ketika Taseer sedang berjalan ke mobilnya usai santap sore di sebuah restoran di Kohsar Market. Tiba-tiba muncul seorang pengawal Taaser yang langsung menembakkan puluhan peluru ke tubuh lelaki berusia 66 tahun tersebut.

Laporan penyelidikan awal mengungkapkan, pengawal yang tidak disebutkan namanya ini merupakan anggota polisi komando. Dia menggunakan senapan otomatis Kalashnikov atau AK 47 yang dapat memuntahkan puluhan peluru dalam hitungan detik. Laporan polisi mencatat 26 peluru ditembakkan oleh pembunuh ini, beberapa bersarang di tubuh Taseer.

Tembakan dihentikan setelah pengawal Taseer yang lain datang dan memerintahkan pembunuh ini untuk tiarap.

“Satu kali tembakan, lalu dilanjutkan oleh rentetan. Saya bergegas dan melihat beberapa orang polisi dan seorang polisi komando yang tiarap di aspal,” ujar salah satu saksi, R.A. Khan.

Menurut laporan intelijen Pakistan, tersangka telah merencanakan pembunuhan sejak tiga hari lalu ketika dia ditugaskan pertama kali sebagai pengawal Teesar. Dia dikatakan marah dan kecewa kepada Teesar yang terkenal moderat karena menolak hukuman mati kepada para penghina islam.

Taseer adalah pejabat tinggi Pakistan kedua yang terbunuh setelah mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto tewas ditembak 2007 lalu. Oleh para pengagumnya, Taseer dikatakan sebagai seorang yang berani dalam melawan undang-undang Pakistan yang mulai mengarah ke Islam fundamentalis.

“Dia adalah tokoh yang paling berani setelah Benazir Bhutto dalam memperjuangkan hak-hak wanita dan pemeluk agama minoritas. Kami akan merindukannya,” ujar anggota Partai Rakyat Pakistan, Farahnaz Isapahani.

Taseer, yang telah menjabat gubernur selama dua tahun dikenal sebagai penentang hukuman mati terhadap penghina Islam. Pada akun Twitternya dia jelas-jelas mengemukakan hal ini.

“Saya dibawah tekanan berat untuk mengendurkan pendapat saya mengenai penghinaan Islam. Saya menolak. Bahkan jika saya adalah manusia satu-satunya di bumi,” ujar Taseer pada tweetnya, 31 Desember lalu.

Wapres Ma'ruf Serukan Umat Islam Bangkitkan Ekonomi Syariah
Ilustrasi Korban Tewas Akibat Bentrokan

Bentrok Kelompok Pemuda di Bandar Lampung, 1 Pelajar Tewas

Seorang pelajar meninggal dunia dalam peristiwa bentrok antar dua kelompok di Teluk Betung Selatan pada Sabtu, 4 Mei 2024 dini hari. Adapun, identitas korban yakni Rizky.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024