Banjir di Mancanegara Efek Pemanasan Global

Banjir di kota Rockhampton, Australia bagian timur laut
Sumber :
  • AP Photo/AuBC via Associated Press Television News

VIVAnews - Bencana banjir, yang terjadi secara serentak di beberapa negara, diduga merupakan efek dari fenomena pemanasan global yang diperparah oleh kerusakan yang ditimbulkan manusia. Cuaca yang memanas berpengaruh pada pola curah hujan di sejumlah tempat.

Petugas Damkar Sebut Korban Tewas Terpanggang Akibat Kebakaran Toko Frame Mampang

Demikian menurut kalangan ilmuwan dari Amerika Serikat (AS) dan Australia.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah negara bermasalah dengan banjir, yang menimbulkan banyak korban jiwa. Mereka yaitu Australia, Brazil, dan Sri Lanka.

Pengamat iklim dari Universitas California di San Diego, Richard Sommerville, mengatakan banjir disebabkan perubahan iklim akibat pemanasan global yang terbentuk karena ulah manusia. Pembakaran rutin yang dilakukan banyak manusia, seperti konsumsi bahan bakar minyak, membuat suhu dunia semakin panas.

Ini terjadi karena setiap kali manusia menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas alam,  banyak zat karbondioksida dilepaskan ke lapisan atmosfir. Inilah, ujar Sommervile, yang membuat suhu udara di atmosfir, laut dan daratan semakin memanas.

“Dunia semakin memanas dan para ilmuwan sangat yakin kebanyakan dari pemanasan ini terjadi karena ulah manusia,” ujar Sommervile dilansir dari laman stasiun televisi ABC, Kamis 13 Januari 2011.

Sommervile mengatakan bahwa 2010 kemarin merupakan yang terpanas dalam ratusan tahun terakhir. Menurut laporan NASA, tahun 2010 merupakan tahun terpanas dalam 131 tahun. Suhu tertinggi terjadi antara Januari-April tahun lalu, NASA melaporkan suhu mencapai 56 derajat celsius. Ini 1,24 derajat lebih tinggi dari rata-rata suhu terpanas di abad ke 20.

Suhu yang memanas di lautan dan daratan menyebabkan penguapan air laut menjadi lebih cepat dari biasanya. Sommervile mengatakan kondisi ini menjadikan udara menjadi lebih lembab. Akibatnya adalah hujan dengan intensitas yang sangat tinggi atau bahkan salju di musim panas.

“Karena semua siklus air meningkat di dunia yang panas, maka lebih banyak air di atmosfir saat ini daripada jumlah rata-rata beberapa tahun belakangan. Kau akan melihat lebih banyak lagi hujan dan banjir, contohnya di Australia,” ujar Sommervile.

Ilmuwan dari Universitas New South Wales, Matthew England, seperti dilansir kantor berita Associated Press, mengatakan bahwa pemanasan global ini akan membuat siklus banjir di beberapa belahan dunia akan semakin sering terjadi.

“Banjir yang biasanya terjadi satu kali dalam seratus tahun dapat berubah menjadi satu kali dalam 20 atau 30 tahun akibat perubahan iklim. Kami bisa katakan bahwa hal ini akan semakin sering dan sering lagi di masa yang akan datang,” ujar England. (umi)

Ilustrasi kantong jenazah.

Wanita Open BO di Dermaga Pulau Pari Dilaporkan Hilang Sebelum Ditemukan Tewas

Wanita open BO berinisial R ditemukan tewas dalam kondisi wajah hancur di Dermaga Ujung Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024