Tunisia Buru Aset-aset Presiden yang Kabur

Zine El Abidine Ben Ali dan istrinya, Leila
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Pemerintahan baru Tunisia mulai berupaya mengambil aset-aset milik mantan presiden mereka, Zine al-Abidine Ben Ali, dan keluarganya. Harta milik pemimpin yang kabur ke Arab Saudi itu diyakini merupakan hasil korupsi dan pencurian aset negara selama 23 tahun berkuasa.

Menurut harian The Guardian, langkah Tunisia itu didukung sejumlah negara, seperti Prancis dan Swiss. Pemerintah kedua negara itu berkomitmen untuk membekukan dan menyita semua aset Ben Ali dan kroni-kroninya, baik dalam bentuk tabungan maupun properti, yang berada di wilayah mereka.

Daniel Lebegue dari lembaga anti korupsi Transparency International (TI) memperkirakan bahwa Ben Ali dan keluarganya mengendalikan 35 persen  ekonomi Tunisia. "Produk Domestik Bruto [GDP] Tunisia tahun lalu diperkirakan mencapai US$44 miliar," kata Lebegue seperti dikutip harian The Wall Street Journal. Klaim Lebegue itu belum dikonfirmasi lebih lanjut.

TI juga menuntut pihak berwenang di Paris agar membekuka semua aset milik Ben Ali dan 12 anggota keluarganya di Prancis. Mereka diyakini memiliki sejumlah rekening bank dan rumah mewah di Paris senilai 37 juta euro, apartemen di tetirahan ski Courchevel, dan sebuah vila di French Riviera. 

Aset lain adalah properti senilai 1,2 juta pound sterling di Westmount, dekat Montreal, properti di Jenewa (Swiss), dan sebuah pesawat pribadi Falcon 9000, yang juga berada di Jenewa.

Selain itu muncul kabar bahwa istri Ben Ali, Leila Trabelsi, sempat menggasak emas 1,5 ton sebelum pergi meninggalkan Tunisia.

Majalah Forbes memperkirakan bahwa kekayaan Ben Ali pada 2008 senilai US$5 miliar. Namun, itu belum termasuk kekayaan keluarga istrinya, yang diyakini meraup ratusan juta dolar melalui jaringan bisnis yang mereka kelola, yang mirip organisasi kriminal mafia.   

Aktivis sekaligus sastrawan Tunisia, Abdelaziz Belkhodja, memaparkan dokumen 7.000 kata di akun Facebook, yang menjabarkan aset-aset milik Ben Ali dan keluarga yang diraih secara sewenang-wenang.

"Setiap sektor ekonomi di negeri ini dirampas oleh keluarga Ben Ali dan kroni-kroninya," tulis Belkhodja. Mereka diyakini menguasai Bank of Tunisia dan berkuasa untuk mendirikan bank-bank lain demi mendapat komisi.

Mereka juga menguasai industri penangkapan ikan tuna, bisnis mobil impor, pelabuhan, tempat wisata, hotel, telekomunikasi, properti, bahkan peredaran alkohol di pasar gelap.

Sejak kabur ke Saudi, Jumat 14 Januari 2011, Ben Ali dan keluarganya tidak mengeluarkan pernyataan apapun. Ben Ali kabur begitu saja saat pemerintahnya tidak mampu mengendalikan kemarahan rakyat atas krisis pangan dan tingginya tingkat pengangguran dan beberapa bulan terakhir.

PlayStation 5 bikin Sony Semringah

Baca juga: Tertipu Suami Berkelamin Wanita

Budi Waseso dan Kwarda Pramuka Se-Indonesia Minta Nadiem Revisi Permendikbud No 12
VIVA Militer: Prajurit Puspenerbal TNI AL gelar latihan terbang malam

Uji Kesiapan Operasi, Prajurit Puspenerbal TNI AL Gelar Latihan Terbang Malam

Latihan terbang malam menggunakan Helikopter Bell 412

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024